Lupakah aku mengucapkan maaf?
Atau sekedar terima kasih
Untuk yg berarti dlm hidupku
Walau tak cukup banyak cerita tuk dikisahkan
Tapi terlalu banyak permohonan tuk didoakan
dan mimpi-mimpi tuk diwujudkan
walau terbentang segala yg merintangi
kau dan aku tetap satu
Dear sahabat,
Apa kabarmu disana? Sesibuk apakah kalian sehingga kita tidak bisa lagi mengatur waktu untuk sekedar bertatap muka, bercengkrama sambil mensesap secangkir kopi. Apa aku lupa untuk meminta maaf, ketika aku sempat menghilang dari peredaran karena tugas akhirku atau karena aku terlalu sibuk dengan kekasihku?
Apa kalian masih ingat kebersamaan kita? Ketika salah satu dari kalian pernah hancur tersakiti oleh sang pacar di hari ulang tahunnya, atau ketika salah satu dari kalian pernah marah besar karena kami terlalu mencampuri urusan pribadinya?
Aku masih ingat kita berenam pernah menatap matahari tenggelam di pantai selatan Jawa sambil berbaring berdampingan di atas pasir dan ombak terus-terusan menerpa tubuh kita. Kita pernah bergandengan tangan ketika melewati gua yang gelap, lembab, dan penuh kelelawar, tapi akhirnya kita mendapatkan segala keindahan stalagtit didalamnya, dan deburan ombak yang terdengar di luar sana, dan kita pun pernah saling memeluk ketika kita saling ketakutan menonton film horror malam-malam.
Dear sahabat,
Kita pernah bersama-sama masuk ke perguruan tinggi yang sama, di jurusan yang sama, walaupun pada akhirnya aku pergi meninggalkan kalian demi mengejar mimpiku. Aku pernah berharap kita akan memakai toga bersama, sama-sama mengangkat sumpah guru, sama-sama tertunduk dalam doa dan mensyukuri apa yang telah kita raih selama empat tahun lebih di institusi kita tercinta. Lagi-lagi aku harus minta maaf, karena aku pun harus pergi lebih dahulu. Berdoa sendirian, mengangkat sumpah sendirian pula. Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan hari ini, apa yang kalian rasakan sekarang ini, tapi aku hanya meminta segeralah meraih selembar ijazah kalian itu, agar beban orang tua kita tidak terlalu berat lagi.
Dear sahabat,
Aku menanti kedatanganmu di bulan yang akan datang. Dimana aku dapat memeluk kalian dengan bangga, karena tanpa doa dan dukungan semangat dari kalian, mungkin aku tidak bisa seperti sekarang.
*Teruntuk Ridhwan, Ni Putu Shintia Saraswati Dewi, Frans Dennis Simarmata, Sean Rama, dan Taufiqqurachman-Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta 2009-










0 komentar:
Posting Komentar