FlashFiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.comdan nulisbuku.com#TiketBaliGratis.
Aku masih ingat. Siang itu, usai kuliah Geologi aku bergegas
meninggalkan kelas tanpa menghiraukan teman-temanku yang masih asyik berdiskusi
dimana kami akan belajar kelompok. Tiba-tiba saja perasaanku tidak enak.
Sayang,
di kampus kah? Aku kangen.
Aku
mengirimkan pesan singkat itu dengan segera. Berharap kamu membalasnya dengan
waktu yang cepat pula. Aku rindu. Dua minggu kita tidak bertemu karena praktek
lapanganku di kawasan pesisir Pangandaran, juga karena kesibukanmu sebagai
ko-ass di rumah sakit.
Aku
memutuskan untuk berangkat menuju tempat kostmu. Berangkat sendiri. Untungnya
aku sudah hafal jalan walaupun baru dua kali kesana.
Sembari
menyetir, aku mencoba meneleponmu. Ada nada sambung, tapi tidak juga kamu
angkat. Akhirnya aku sampai di tempat kostmu. Bergegas aku menuju lantai dua,
menuju kamarmu. Aku mengetuk, tidak ada jawaban. Tiba-tiba aku melihat seorang
gadis memakai dress batik sambil membawa buku ‘Ilmu Kebidanan’. Aku pikir dia
tetangga kostmu. Tapi aku salah, ketika dia menyapaku, “Hai, Cari siapa?”
tanyanya dengan lembut.
“Gue
nyari Stefanus. Lo anak kamar depan?” aku bertanya balik. Dia menggeleng.
“Bukan,
lo siapanya Steve?” Ia bertanya balik
“Gue?
Pacarnya. Kenapa?”
Gadis itu
tersenyum simpul. Tatapannya menelanjangiku dari atas hingga bawah, mulai dari
ujung rambutku hingga ujung sepatuku. Perasaanku mendadak tidak enak.
Tatapannya tidak sinis, tetapi terlihat seperti kasihan melihatku.Akhirnya dia
bersuara.
“Gue
pacarnya. Sudah lima tahun. Lo lihat perut gue? Disini ada calon bayi gue dan
steve.”
Perkataannya
membuat gue seperti tersambar petir. Ya Tuhan, Gue nggak nyangka Stevanus,
seorang ko-ass dari Fakultas Kedokteran kampus terkenal di Jakarta bisa tega
menghamili dan tega menduakan wanita?
Aku
tidak menangis, tidak marah, tidak ada tamparan, hanya ada hening di udara
sampai pada akhirnya pintu kamar terbuka. Stevanus, pria ku, pria gadis itu
juga, terkejut melihatku sambil mengusap-usap matanya. Tanda baru bangun tidur,
atau tanda tidak percaya akan kehadiran kami?








0 komentar:
Posting Komentar