RSS

Pertanyaan-Pertanyaan Yang Sudah Dijawab, Akan Dijawab, Dan Belum Dijawab

Gimana Kuliahnya?


2010 awal kuliah :    Lancar...
Masuk ke 2011, semester 3 :    Agak susah nih...
Masuk ke 2012, semester 5 :  Gak ada yang ngulang kok mata kuliahnya...
Masuk ke 2013, semester 6  :  IP segini.....
Masuk ke 2014, semester 7  :  Kuliah? Mau kawin aja ah! hahahahah


Sampai Mana Skripsinya?

2014, bulan pertama skripsian : hm. lagi bab 1 nih
2014, bulan kedua   : mau cus dulu ke Nias, ambil data..
2014, bulan ketiga   : dosennya susah ditemuin...keluar kota mulu...
2014, bulan keempat  : dosennya lagi tugas ke Jerman... -_-
2014, bulan kelima   : mood nulisnya ilang,,,ga jadi sidang


2014, semester 9, bulan pertama   : sibuk kerja
2014, semester 9, bulan kedua   :  mulai nulis lagi, lanjutin bab 2
2014, semester 9, bulan ketiga  : lancar di bab 2, masuk bab 3
2014, semester 9, bulan keempat  : masuk bab 4, agak pusing
2014, semester 9, bulan kelima  : Doain ya, hari Senin sidang.
Lalu akhirnya lulus, dan terjawab sudah pertanyaan "Kapan Lulus?"



Kemudian ada lagi pertanyaan "Kapan Wisuda?"
Gue jawab, " Tanggal___ Maret 2015 di ____"


Kemudian, ketika dateng ke acara keluarga timbullah pertanyaan :

Gimana nih, udah punya pacar belum?
Berhubung emang sudah ada, ya disebut sudah ada


Marga apa?
Marga? Ada deh...



Dateng lagi ke acara keluarga yang lainnya,


Gimana, Shin. Kapan pesta kita?
Ng... doain aja..

Calon udah ada?
Ng.. doain aja



Selanjutnya akan timbul pertanyaan
Pesta dimana?
Kapan pestanya?


Setelah terjawab, akan timbul lagi pertanyaan
Udah hamil?
Anaknya cewe atau cowo?


Setelah itu
Anakmu sekolah dimana?
Anakmu kelas berapa?



Kemudian, semua pertanyaan-pertanyaan itu akan terus berulang, berkurang sih tidak mungkin ya, yang ada pertanyaan bakalan bertambah. Banyak yang lupa, konsep hidup,mati,jodoh,anak ada di tangan Tuhan. Manusia hanya bertanya, Tuhan yang akan menjawab nanti.. Hehehehe. Mungkin mereka yang bertanya tidak paham terhadap pertanyaan mereka sendiri. Mereka hanya tau kalau mereka berhak  bertanya 'kapan menikah?' kepada orang yang belum menikah.Yang mereka tidak tahu, ada sesuatu yang harus diperjuangkan, yang mereka lupa adalah kalau jodoh ada di tangan Tuhan.

Kadang si penanya tidak tahu akan kondisi yang sedang dialami oleh lawan bicaranya hingga sampai pada fase-fase tersebut. Banyak orang yang menganggap bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah doa. Tapi, mereka lupa bahwa doa yang paling tulus adalah mendoakan diam-diam.

Satu hal pasti menjadi dewasa adalah manusia akan menyimpan masalah mereka sendiri, atau cenderung menutup emosi mereka di depan banyak orang. Manusia akan menampilkan hal-hal yang baik saja. Perubahan, seperti ketika masih bayi dan menangis di depan umum, semakin kita tua hal tersebut tidak mungkin terjadi. Manusia akan semakin menutupi apa yang cenderung membuatnya sedih dan menampilkan kondisi yang baik-baik saja. Harusnya ini cukup menjadi bekal untuk berhenti bertanya mengenai takdir dari Tuhan. Menjadi dewasa adalah tentang berbagi hanya dengan yang dirasa perlu, walaupun itu hal baik. Mungkin tidak sedikit yang menolak untuk bercerita mengenai kabar bahagia lamaran mereka karena dirasa waktunya masih terlalu jauh dari hari pernikahan. Tidak sedikit pula yang menutupi kehamilan mereka karena takut pamali mengabarkan hal yang sebetulnya masi penuh resiko.


Intinya, kita tidak tau apa-apa tentang orang lain.
Banyak cara berbasa-basi. Banyak cara mendoakan selain bertanya hal-hal seperti diatas.

Karena, mereka tidak tahu mengenai apa yang gue sedang perjuangkan.



Oh, That's Life..


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Being A Mature Woman Is Not That Easy #latepost

Here i am. Lying on my bed with my cellphones and laptop. Considering what just happened today. I had a hectic classes today from grade 6 until grade 9. They almost made me crazy. I must shouting all the time, during my music classes.  My throat also itchy today. My mood is not so good today. I just kept my mouth closed and it will be opened if needed. I was looked for my boyfriend, but he had no news. Just on 10 p.m he texted me to give a report that he already arrive at home. I don’t even know why my mood is so bad until i write this story.

The first case is about my students. 

The second is I just think about why my boyfie didn’t come to my house whereas he was in the same area with me. I estimated that he finished his training at BI on 5 p.m, so he must be had time to go my house two days ago. Again, I must know that he was tired, so i cannot force him to meet me.Ok ok..

The third case is he cannot come to my house on this Saturday. Oh, come on. I don’t know what must I do on Saturday. I just need short holiday. I wanna go to some place out from Jakarta. Again, i must know that he has some jobs at office, so i cannot force him to meet me. Ok ok..

The last case is he was turned off his cell-phone immediately after i close our conversation and  the reality is i cannot continue our conversation because i just wanna cry. Again, I must know that he need a rest tonight because he is tired, so i cannot force him to accompany me tonight. J

The conclusions are being a mature woman is not that easy. I must make a priority scale. For whom that i will give my time, is that for my job, my family, friends, or my boyfriend? No one that busy, it is all about priority.

Being a mature woman is not that simple. We must keep our behavior, so that our spouse can choose wisely to stay with us or not.

Being a mature woman is not easy. I must have two faces. I must laugh and cry on the same day. In the morning I can laugh out loud until my face becomes red and at the night I can cry until my eyes look swollen. The woman who laughs and talks a lot and seems very happy is also the woman who may cry herself to sleep.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dilema

Kuliah lagi gak ya? S2 gak ya? Bingung. Semua bikin bingung. Sebenernya gue masih pengen nabung dulu. Tapi godaan buat melanjutkan studi itu lumayan kuat juga. Hasil buka-buka website UI adalah : Mereka lagi buka pendaftaran SIMAK UI dong! Biaya formulir Rp 750.000,00 (lumayan juga nyeseknya kalo gak lulus)


Selain dilema biaya, gue dilema jurusan juga. Skripsi gue merupakan sebuah penelitian etnografi atau kebudayaan masyarakat etnis. Gue mengangkat kesenian tradisional suku Nias. Sampai jauh-jauh gue terbang dan tinggal di Nias. Kalo mau linear dengan S1, harusnya gue ngambil S2 Ilmu Budaya, program studi Studi Kultural atau Budaya Pertunjukan. Nah, gue kan guru musik. Kalo ambil jurusan itu mah harusnya gue belok masuk ke museum atau dinas kebudayaan. Sedangkan gue masih rada-rada ogah kalo jadi PNS. (tergiur kehidupan gaji swasta. mwahahahahaha). Gue juga pengen ambil Psikologi, antara Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sumber Daya Manusia. Tadinya mau masuk Manajemen SDM sih, cuma males belajar printilan ekonomi manajemen. Kenapa ambil Psikologi? Ya biar sejalan sama profesi gue sih. Tapi, gue baru masuk kerja. Belum tau apakah gue sreg jadi guru atau nggak. Belum berasa. Saat ini masih sreg sih.

Ah, sudahlah. Cepat atau lambat seenggaknya gue ada rencana mau lanjutin studi. Yakali bapak gue S2, gue cuma S1 -_-



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Surat Malam Untuk Kekasih

Surat Malam Untuk Kekasih
#30HariMenulisSuratCinta



Hai, Sayangku. Malam ini aku ingin menulis surat untukmu. Pastinya kamu sudah tertidur lelap saat ini, setelah kita mengobrol selama tiga jam tadi di telepon. Aku rindu. Sangat rindu. Aku membayangkan wajahmu ketika tidur. Pastinya damai, dengan mata tertutup dan bibir tipis yang mengukir senyum kecil. Entah apa yang ada di dalam mimpimu. Pastinya indah ya?

Sekali lagi, aku rindu. Tapi kamu tahu hanya akhir minggu merupakan waktu yang tepat untuk kita melepaskan semua rasa. Aku merasa belum terlalu puas untuk melepas kangen, menceritakan aktifitas kita masing-masing, dan saling bercanda. Aku sangat mencintaimu. Kamu sedikit banyak sudah mengetahui tentang masa laluku. Dengan sabar kamu menanggapi setiap untaian cerita yang ku ceritakan kepadamu, bagaimana dia menghubungiku kembali, bagaimana dia mengajakku untuk bertemu kembali. Aku hanya bercerita. Sekali lagi, hanya bercerita. Aku takut kalau kamu mendengar cerita ini dari orang lain. Makan makanan yang sudah dikunyah orang lain tentunya tidak mengenakkan. Jikalau ada yang belum pernah atau tidak sama sekali ku ceritakan kepadamu, percayalah bahwa bukannya aku menutup-nutupi kisah, tapi aku hanya berpikir bahwa hal tersebut tidaklah penting untuk ku ceritakan atau untuk kamu ketahui. Aku masih menjaga hatimu. Selalu menjaga hatimu. Aku tidak akan membiarkan beberapa hal yang sebenarnya tidak usah ku ceritakan malah membuat hatimu terluka.


Kekasihku, ketahuilah bahwa kamulah tujuanku pulang. Tapi kamu bukan poros duniaku. Aku hanya ingin keluar dari sarangku. Mengejar mimpi, menaklukkan dunia, dan pada akhirnya kamulah tujuanku pulang, tempatku berhenti, berharap kamu memelukku dengan bangga pada akhirnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hai, Masa Lalu

#30HariMenulisSuratCinta




Hai, apa kabar?
Setelah bertahun-tahun pergi, kamu kembali. Menanyakan bagaimana keadaanku sekarang.


Pacar kamu sekarang siapa?
 Sebuah pertanyaan yang klise. Aku tahu kamu bukan orang yang bisa berbasa-basi. Aku hanya menjawab bahwa sekarang sudah ada yang mengisi hatiku dan tidak ada ruang untuk pria manapun lagi.


Sudah serius sama pacarmu? Kamu masih mau ketemu aku?
Kamu datang menghampiri ketika aku sudah melangkah jauh. Kamu mencoba memaksaku untuk menengok ke belakang kembali, melihat apa yang pernah kamu lakukan terhadapku. Mencoba membuatku untuk takluk kepadamu lagi. Tidak,  aku tidak akan pernah mau menuruti inginmu. Aku masih ingat bagaimana hati ini kamu pecahkan. Aku masih ingat bahwa butuh bertahun-tahun untuk memunguti pecahannya.


Kamu masih mau bikinin aku Indomie kalo aku datang?
Sebuah hal simple yang kamu ingatkan kepadaku. Maaf, aku sudah lupa bagaimana bisa menanggapi hal-hal tersebut. Kalaupun aku akan memasak, aku akan memasak untuk kekasihku. Bukan untukmu. Mungkin suatu hari ketika tiba-tiba kamu datang ke rumahku, aku hanya akan mempersilakanmu duduk di teras depan, tidak untuk masuk ke rumahku. Aku hanya sekedar bersikap sopan sebagai tuan rumah dalam menerima tamu biasa.



Aku masih ada kesempatan, walaupun kamu belum menikah? Atau aku harus mengikuti adat sukumu agar bisa diterima lagi denganmu?
Sudah kukatakan. Tidak. Aku telah menjadi milik yang lain. Tidak akan ada yang bisa mengganggu, termasuk niatmu untuk mengikutiku. Pergilah, jadilah lelaki yang mempunyai prinsip, jangan biarkan perempuan menjatuhkan prinsip hidupmu. Kamu cerdas dan tampan. Tidak ada wanita yang akan menolakmu, ya.. kecuali aku kan. :)



#30HariMenulisSuratCinta

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

About Today (23022015)

So many things that I want to tell in this blog. So many story that i want to share. But, I think I am too tired if I write it all.

Hmm.. Let’s start from my first day at workplace after I got Chinese New Year holiday. I started with an assembly with my students and my colleagues. I played keyboard to accompany students and teachers sing Jubilee March and also Indonesia Raya in our Multi-Purpose Room or usually called as MPR Floor 2. I played smoothly and my friend, Jaslinder said that I was so gorgeus when I play keyboard. LoL. O ya, I was stumbled while walking, when the keyboard cable acrossed my table. I didn’t see the cable -_- and i feel embarassed, fell in front of my students. Hahahaha. Then, after assembly, I just opened my laptop and start browsing many things. Checking email, checking my facebook and twitter account, then I read news. I didn’t have any duty on Monday and Tuesday, but I must stand by at school. Phewww....

After school hour, I went to my uni to meet my lecturer, Mrs. Helena Limbong. She wanted to meet me as soon as possible because I have some duties with her for my graduation. I talked on this afternoon with her in Lecturer’s room with slices of cake and cups of tea. I felt so special there. What were we talking about? Not about our academic activities, but gossip. Hahahaha. Can you imagine that you can be a best friend with the most vicious lecturer in your uni? After she finished her duties in campus, She asked me to accompany her to Kalibata City and having our early dinner there. I think that I don’t have anything to do at home, so I accept her treat. On our way until Kalibata and back to Cawang, we talked so many things, from our campus activities, some troubles that my friends had made, her experiences when she was at SMM (Sekolah Menengah Musik or Music High School) and ISI (Institut Seni Indonesia). We also talked about our family life, her husband, her daughters. She asked about my relationship with abang, and she gave some advices to me, how to be a good wife to-be,daughter-in-law, and also a good mother-to be. I feel that like i talking with my mother. She is so nice. I remembered that when I had classes with her (She teaches Music History I-II, Music Composition I-II, Major Flute, Piano I-II) I ALWAYS FEEL RELUCTANT TO HER. I thought that she is very vicious, but now I erased all of my expectation to her. She is so nice, smart, distinct, have responsibility for her job and her family.After we finished all, I dropped off her at Cawang, she continued with bus.

I went home.At first, I didn’t feel anything happened with my body. After I arrived at home and took a bath, I lied down on my bed and start to text my honey bunny. We had a short chat, he answered my questions with short answers. Okay, maybe he is tired. Honestly, I want to have my pillow talk with him tonight, but he is sleeping.. Suddenly,  My mom was called me, she asked to close our house’s gate and door. I woke up and guess what? I fell so dizzy and queasy, also had epistaksis.My blood came out from my nose, I fell so nauseous. I hold my mouth, not to vomit because i didn’t want make a panic situation at home. I closed the gate and door, directly i went to my room again and lied down. I fell so bad tonight. I didn’t know what happened with my head and body. I fell good from morning to afternoon, but now so uproar. My Mom is sleeping now, and I turn on loud music in my laptop. I vomit to the bathroom, so many. Huahhh... But, feel so much better now. I hate if that headache hits me again and again. It disturbs my activities and concentration. I don’t want take many medicines because of that, I just need sleep.. sleep.. sleep.. after I feel better..

I hope tomorrow will be better than today. My body becomes healthy, my damn head becomes a good head for my activities tomorrow.Nyam..nyam..nyamm

:D


Good night, my love. Don’t you think that I missing you so much tonight?

xoxo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dear, Sahabat. Masihkah kita bisa bersama?



Lupakah aku mengucapkan maaf?
Atau sekedar terima kasih
Untuk yg berarti dlm hidupku
Walau tak cukup banyak cerita tuk dikisahkan
Tapi terlalu banyak permohonan tuk didoakan
dan mimpi-mimpi tuk diwujudkan
walau terbentang segala yg merintangi
kau dan aku tetap satu




Dear sahabat,

Apa kabarmu disana? Sesibuk apakah kalian sehingga kita tidak bisa lagi mengatur waktu untuk sekedar bertatap muka, bercengkrama sambil mensesap secangkir kopi. Apa aku lupa untuk meminta maaf, ketika aku sempat menghilang dari peredaran karena tugas akhirku atau karena aku terlalu sibuk dengan kekasihku?
Apa kalian masih ingat kebersamaan kita? Ketika salah satu dari kalian pernah hancur tersakiti oleh sang pacar di hari ulang tahunnya, atau ketika salah satu dari kalian pernah marah besar karena kami terlalu mencampuri urusan pribadinya?
Aku masih ingat kita berenam pernah menatap matahari tenggelam di pantai selatan Jawa sambil berbaring berdampingan di atas pasir dan ombak terus-terusan menerpa tubuh kita. Kita pernah bergandengan tangan ketika melewati gua yang gelap, lembab, dan penuh kelelawar, tapi akhirnya kita mendapatkan segala keindahan stalagtit didalamnya, dan deburan ombak yang terdengar di luar sana, dan kita pun pernah saling memeluk ketika kita saling ketakutan menonton film horror malam-malam.


Dear sahabat,

Kita pernah bersama-sama masuk ke perguruan tinggi yang sama, di jurusan yang sama, walaupun pada akhirnya aku pergi meninggalkan kalian demi mengejar mimpiku. Aku pernah berharap kita akan memakai toga bersama, sama-sama mengangkat sumpah guru, sama-sama tertunduk dalam doa dan mensyukuri apa yang telah kita raih selama empat tahun lebih di institusi kita tercinta. Lagi-lagi aku harus minta maaf, karena aku pun harus pergi lebih dahulu. Berdoa sendirian, mengangkat sumpah sendirian pula. Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan hari ini, apa yang kalian rasakan sekarang ini, tapi aku hanya meminta segeralah meraih selembar ijazah kalian itu, agar beban orang tua kita tidak terlalu berat lagi.


Dear sahabat,

Aku menanti kedatanganmu di bulan yang akan datang. Dimana aku dapat memeluk kalian dengan bangga, karena tanpa doa dan dukungan semangat dari kalian, mungkin aku tidak bisa seperti sekarang.







*Teruntuk Ridhwan, Ni Putu Shintia Saraswati Dewi, Frans Dennis Simarmata, Sean Rama, dan Taufiqqurachman-Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta 2009-



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tentang Cita-Cita

Tentang Cita-Cita

“Kamu kalau sudah besar nanti, mau jadi apa?”
“Aku mau jadi dokter...”
“Aku mau jadi pilot...”
“Aku mau jadi insinyur...”




Dialog tentang cita-cita diatas pastinya akan selalu ditanyakan terhadap anak-anak kecil yang sedang dalam masa lucu-lucunya, masih tahu hidup senang, belum tahu susahnya mewujudkan suatu keinginan.
Cita-cita adalah apa yang kita harapkan terjadi di masa yang akan datang, di masa kita ketika telah dewasa. Cita-cita dapat berupa harapan, tujuan hidup, atau malah mungkin hanya mimpi belaka.
Seorang anak yang masih dalam usia sekolah belum terlalu memikirkan ‘besok saya makan apa?’ atau bayangan akan cepat besar , atau mungkin  jika ada masalah pasti berpikir masalah tersebut akan mudah diatasi. Namun, memang tidak setiap anak dapat ‘dimudahkan’ seperti itu oleh orang tua mereka masing-masing. Intinya,bukan jaminan jika setiap apa yang kita inginkan keluar dari mulut kita akan dapat terwujud dengan mudahnya.
Waktu gue masih kecil, hobi gue adalah berganti cita-cita. Cita-cita gue berubah-ubah seiring dengan tahapan tingkat pendidikan gue. Mau gue jabarin kalo waktu kecil gue pernah mimpi jadi apa aja? Oke oke, coba diliat daftar cita-cita gue :


             Cita-cita Waktu SD

Gue memiliki masa SD yang bagi gue itu adalah masa-masa kesuraman gue. Gue sekolah di sekolah Katolik yang terkenal dengan disiplinnya. Wali kelas gue dari kelas 1 itu galak-galak banget. Gak segan-segan ngatain gue dan murid-murid lainnya ‘tolol’ atau ‘goblok’. Kalo ada yang dapat nilai jelek pasti mukanya dicoreng-coreng lipstik terus digiring keliling sekolah. Ah, sudahlah. Suram.... Cita-cita gue waktu SD adalah guru. Gue waktu itu mikir gue mau ngajarin anak-anak ah, gak mau jadi guru kejam macam guru kelas gue.

Masuk Ke SMP
Masuk ke SMP, gue mulai kenal pelajaran Biologi dan Fisika. Nilai Biologi dan Fisika gue selalu ‘masuk surga’ kalo kata guru-guru gue. Paling kecil itu 80an. Tau dong kalo hobi sama dua pelajaran di atas, cita-cita gue mengarah kemana? Waktu itu gue pengen jadi dokter. Jadi dokter itu bukan hanya masalah gengsi belaka. Bayangin dong, guys. Profesi lo itu menyembuhkan manusia, dan kinerja lo itu ada di antara percampuran tangan Tuhan dan manusia. Cita-cita gue ini bertahan terus sampai gue masuk SMA. Gue belajar giat, khususnya di Matematika. Kalo Biologi dan Fisika gue masih masuk surga, nilai Matematika gue udah ada di jembatan antara surga sama neraka.

                               Mulai Ngaco di SMA

Masuk ke SMA, cita-cita gue berubah lagi dong -_-. Waktu kelas 1 SMA gue ada di masa-masa bandel. Dimana kerjaan gue keluar masuk ruang BP (Psst.. emak gue gak tahu soal ini). Mulai dari cabut ke kantin pas pelajaran, ngeloncatin tembok sekolah, tidur pas pelajaran,ngerobohin bangku sekolah bareng teman-teman karena foto-foto ga jelas, sampai lagi main bola tapi bolanya kelempar ke guru Fisika gue. Oke, gak usah ngomongin kasus gue di SMA. Nilai kelas 1 gue super parah. Total pelajaran waktu kelas 1 adalah 15 pelajaran dan yang harus diremedial setiap ujian blok adalah 12 pelajaran. Yang gak diremedial Cuma Bahasa Inggris, Seni Musik, dan Agama Kristen. Gile ye.. Kerjaan gue kalo di kelas itu nulis puisi, nulis cerpen, sama nyanyi-nyanyi. Gue berpikir untuk masuk ke Fakultas Sastra atau Fakultas Seni waktu itu. Gue udah males masuk IPA walaupun Bokap gue dulu marah-marah. Bayangin aja, sampe mau datengin sekolah mindahin gue ke IPA. Ga penting juga keles, Paps! :D

                              Menuju Destinasi Terakhir

Lulus SMA, gue bingung mau daftar kemana aja. Waktu tahun 2009, gue ikut beberapa ujian. Di antaranya  yang pertama adalah Program Beasiswa  Teacher College Universitas Pelita Harapan. Gue dapet nih beasiswa, Cuma kudu diasramain dan bokap waktu itu baru aja meninggal. Lah, males banget. Akhirnya gue lepaslah beasiswa gue walaupun udah keringat darah ngikutin tesnya. Kedua, gue ngikut UMB PTN, ngambil pilihan pertama Sastra Inggris-UNJ dan Seni Musik-UNJ. Gak lolos dong. Kenapa? Karena ternyata kalau mau masuk Seni Musik itu ada tes keterampilan, dan gue gak ikut. Akhirnya ikut SNMPTN ambil Sosiologi UI dan Pendidikan Geografi UNJ setelah itu dan lagi nunggu pengumuman. Setelah tahu gak lolos UMB, gue daftar cadangan ke UKI, ngambil Hukum dan Sastra Inggris (lagi). Lolos sih, bebas uang pangkal pula karena masuk rank. Mwhahahahahaha.. Tapi, gak gue ambil karena beberapa hari setelahnya gue lolos di Geografi UNJ. Kenapa Geografi, Shin? Karena gue sempet juga bercita-cita jadi orang tambang atau masuk BMKG. Tapi, ya udahlah ya wong gue juga pindah jurusan di tahun berikutnya. Tahun 2010, gue makin gak betah di Geografi. Kerjaan gue soalnya nyari batu sesuai klasifikasi yang dikasih dosen gue abis itu ditetesin NaCl biar tahu itu batu mengandung asam apa (Auk ah..), abis itu gue disuruh gunain Theodolit (ntar gue kasih gambar Theodolit biar tau) di Lab Praktikum Geodesi, trus analisa cuaca pake rumus. Woooo, otak gue udah kribo didalam. 


Ini Namanya Theodolit, Buat Neropong-Neropong Tanah



Pindahlah gue di 2010, ikut UMB (lagi) ngambil Administrasi Fiskal UI (Oke, gue gak tau maksud gue apa ngambil jurusan ini) sama Seni Musik UNJ (lagi). Gak lolos lagi dong. Putus asa lalu berdoa. Ikut SNMPTN lagi ngambil Seni Musik UNJ dan Sastra Inggris UI. Lalu, jeng jeng jeng.... Diterima di Musik, dan resmilah gue pindah jurusan.


.... Sekarang, gue mewujudkan cita-cita pertama gue. Cita-cita gue dari SD, yang gue pikir Cuma asal nyeplos aja. Ocehan masa kecil gue ternyata terwujud. Gue bekerja di sebuah institusi pendidikan, mendidik calon penerus bangsa.

Jadi intinya terkadang semua yang pernah kita keluarkan via mulut belum jaminan bahwa hal itu dari benar benar niat kita. Karena hidup itu berjalan dan berubah. mengakibatkan pola pikir berubah, merubah cara pandang pada sesuatu hal. Semakin dewasa akan semakin tahu , oh ternyata begini begitu, ternyata hidup tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan yang keras karena kondisi jaman yang semakin ketat dalam persaingan. Teruslah bercita cita, karena dengan cita cita sekecil apapun, dari situ dapat ditemukan banyak hal.Walaupun tidak semua yang lo impikan dapat terwujud.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Crazy Friends (Part : @ShintiaDewi)

Ini temen gue yang sampai sekarang masih bisa gue ajakin jalan bareng, keempat lelaki yang lain itu udah sibuk sama pacarnya masing-masing. Huft !

Namanya Ni Putu Shintia Saraswati Dewi. Panggilannya Shintia, atau Shinta. Sama ya sama gue? Tau tuh anak ikut-ikutan aja.

Awalnya gue kira dia jutek, ternyata dia cuek, dan makin kesini otaknya korslet. Kenangan gue paling banyak sama dia, waktu dia sakit dan gue dimaki-maki karena ngadu ke nyokapnya kalo dia sering sakit di kampus atau ketololan kami waktu tinggal di Bali selama hampir sebulan. Soal perkuliahan, gue dan dia kebanyakan berjalan sendiri-sendiri. Karena gue nggak peduli sama kuliah geografi gue, karena gue gak suka. Dia pun kayak ogah-ogahan kuliah. Hahahahhaa...

Agustus 2011 lalu adalah libur semester. Gue gak punya rencana kemana-mana, duit pun tak ada, kerjaan gue cuma nonton infotainment ngeliatin artis berkeliaran di TV sambil SMS-an sama si Shintia. Waktu itu sih gue (dan ternyata dia juga) lagi nonton FTV yang ngambil scene di Bali.

Gue : Cun, itu di Bali asyik yeh! 

Shintia : Iye Cun. Jadi kangen kampung deh gue.

Gue :  Ke Bali yuk, Cun

Shintia : Ayok, cari tiket gih!


Entah apa yang menuntun gue buat ngomong sama nyokap gue, "Ma, liburan ke Bali dong sama Shintia." dan entah kenapa juga nyokap gue dengan entengnya ngomong, " Yaudah cari tiket sana." Semuanya dipermudah, tiket yang gue dapet waktu itu cukup murah. 700ribuan udah PP.

Berangkatlah gue ke Bali bersama Shintia. Dalam perjalanan di pesawat, kerjaan gue cuma baca doa, sementara si Shintia...... TIDUR ! Buset dah, gak ada phobia ketinggian ternyata dia.

Sampailah gue di Ngurah Rai Airport dengan kecenya. Tante Taman, tantenya Shintia sudah menunggu kami di pintu kedatangan. Gue pun menyeret-nyeret koper gue keluar dari Bandara. Sambil menunggu si Tante ngambil motor, gue dan Shintia ngeliatin bule yang lagi main catur sama supir taxi sambil makan pisang.

Supir taxi bermuka mesum itu tiba-tiba bilang sama si Bule, "That is Banana." Si bule pun bilang, "Yeah, big banana?" Dan supir taxi itu bilang lagi sambil nunjuk-nunjuk ke celah paha si bule "That's your banana." lalu mereka ketawa. Absurd abis. Nyampe Bali udah disodorin orang-orang macam begini, gue ngebayangin hidup gue disini selama hampir sebulan.


Disana gue merasakan indahnya hidup dalam keluarga Hindu. Mereka dengan damai beribadah, tenang. Gue pun merasakan bagaimana beribadah di Pura, membawa sesajen, dan minum air Tirta dari pendeta di Pura. Airnya rasa kemenyan, bok! Tapi gak apalah, gue sebut itu berkat walaupun gue berkata 'Amin' dan mereka berkata 'Astungkara'.




Shintia pun pernah menemani gue di malam natal 2012. Saat gue sedang sedih-sedihnya karena satu hal. Dia menyalakan lilin natal gue dan bersama-sama menyanyikan lagu 'Malam Kudus'

                                                      I love being harmony in diversity.



Kemarin gue ketemu Shintia di Depok. Iseng aja mampir dan ngajakin dia makan siang. Kebetulan gue libur. Setelah sekian lama nggak ketemu, ternyata..... dia masih 'gila' seperti yang dulu .....



:p



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Crazy Friends (Part : @Ridhwancumskow)

If you have crazy friend, you have everything.

Quotes diatas itu menggambarkan apa yang gue rasakan saat ini. Gue punya temen-temen yang 'gila' dan gue merasa gue sudah memiliki semua. 5 tahun lalu gue berkenalan dengan 5 manusia-manusia yang otaknya rada gesrek. Mereka teman-teman kuliah gue waktu gue masih di jurusan Geografi. Gue kenalin dulu yah satu-satu..



1. Ridhwan

Nama dia Ridhwan. Cuma 'Ridhwan' aja, entah karena nyokapnya males ngasih nama panjang-panjang ke dia, entah apalah itu alasannya. Panggilannya Iwan. Bapaknya asli Tegal, Ibunya keturunan Arab. Rumahnya di Jalan Jaksa persis samping rumah Mak Erot, (Ini serius).
Ini teman gue yang paling gesrek. Gue gak tau sampai sekarang jenis kelaminnya apa. mwahahahahhahaha... Dulu gue satu kelompok mentoring di Geo. Gue dan dia sama-sama gak ikut ospek. Sampai pada akhirnya gue kenal dia dan ternyata dia orang yang super gila. Waktu gue dan anak-anak 2009 lainnya ikutan makrab di Perkemahan Ciwidey, dan kami harus mendaki menuju kawah putih, sementara senior kami naik mobil angkutan ke atas sana. Gue bawa-bawa carryl, pake almamater, pake slayer pink di kepala, dan bawa tongkat. Persis nenek-nenek mau ngedaki gunung. Gue berjalan beriringan sama si Iwan ini. Emang dasar badan laki tapi tenaga bencong sih ye, si Iwan kebanyakan istirahat di pos. Dengan sabar gue harus nungguin dia istirahat, narik nafas, abis itu jalan lagi. Gue masih inget satu kelompok sama dia dan harus makan 1 nampan besar yang udah diawur-awurin lauknya, jari-jari pada item semua gara-gara ngais-ngais tanah (For Info, Di Ciwidey ini gue tidur di tenda, harus push up tengah malem, dan mainan gue adalah tanah dan pasir disini, namanya juga pengenalan fisik).

Ini Foto gue sama Iwan waktu istirahat di Pos Gunung Patuha, Ciwidey



Yang gue inget juga adalah keisengan gue waktu UAS Dasar-Dasar Geografi. Soalnya berbentuk essay, yaitu analisa prakiraan cuaca. Jawaban gue udah sampai dua halaman folio, pas gue lirik si Iwan, ternyata masih kosong.

"Cun, nyontek dong." kata Iwan. Gue tunjukin aja kertas gue sekilas. Dia langsung shock.
"Anj*ng, lo ngasih jawaban apa curhat sih? Gimana gue nyalinnya?" kata Iwan. "Gue curhat, bego. Mau pindah jurusan. Sekalian bikin petisi." kata Gue.

Pada kenyataannya adalah gue bener-bener ngisi jawaban analisa cuaca gue dan dengan culasnya gue gak mau ngasih ke Iwan, sampai pada akhirnya nilai akhir gue A dan si Iwan dapet C. *nyengir setan*


Gue masih inget juga, waktu gue kuliah praktek di Pangandaran. Kerjaan gue sama temen gue si Shintia adalah sore-sore mandi di pantai, kalo nggak ya nyemil, atau tidur-tiduran, sementara temen-temen gue yang lain pada bikin laporan kegiatan. Mwahahahahaha... Emang deh gue mahasiswi paling error kalo udah disuruh kerja kelompok. Si Iwan kerjaannya marah-marahin gue dan Shintia. Seperti biasa, mulut si Iwan kan suka gak diagamain kalo ngomong.

"Ehhhh, bangs*t. Enak-enakan lo berjemur di pantai, gue ngerjain laporan lo. Kerjain nih sisanya, gue mau luluran dulu." 

Dasar laki jadi-jadian -____-

Kenangan satu lagi adalah waktu gue sama Shintia bolos kuliah demi beliin si Iwan kue ulang tahun. Ngebut-ngebutan nyari toko kue yang udah buka pagi-pagi, sampai pada akhirnya 'udahlah yah, beli di Senen aja.'

Gue ngadain surprise kecil-kecilan di lobby fakultas, bawain Iwan kue ulang tahun dan tiup lilin bareng. Semua seneng, semua ketawa, sampai pada sorenya ternyata si Iwan diputusin sama cewenya yang kuliah di UNDIP. Huakakkakakakakakakakakakakakakakakakakka....

Siapa yang nyangka kalo cengiran si Iwan malah jadi air mata pas sorenya. Huakakakakaka


Gue emang pengin pindah jurusan waktu itu, cuma harus nunggu dua semester lagi. Tahun depannya gue ikut SNMPTN lagi, Iwan juga. Katanya dia mau pindah ke Fakultas Ekonomi. Gue lolos di Musik, Iwan enggak lolos. Dan dia harus lanjutin Geografinya. Begitu tau gue pindah jurusan, dia langsung ngediemin gue. Sebulan gue nghubungin dia gak ada jawaban, gue sampe nangis. Gue nanya sama si Opik temen gue kenapa si Iwan ngediemin gue.

"Dia sedih, cun. Lo pindah, gak ada temennya dia lagi yang error, gak ada yang bisa dia jahilin lagi di kelas, gak ada yang bisa dengan leluasa jambak-jambakan kalo lagi kesel." 


Ya mau gimana lagi, cita-cita ya cita-cita gue, sahabat ya sahabat, gue harus tetap lanjutin hidup gue walaupun diambekin, lagian ternyata sebulan kemudian dia dateng ke rumah gue sambil nyengar nyengir gila kayak gak ada salah. Untung gue baik hati mau menerima dia lagi sebagai teman gue :p



Sekarang Iwan sudah tumbuh dewasa, (((((Tumbuh))))). Hahaha... Sekarang sih punya pacar, namanya Riana. Gak tau deh diputusin lagi gak ntar pas bulan April ? :p


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Grandpa's Wedding Ring

              
  Ini cincin pernikahan opung doli-ku. Cincin yang melingkar di jari manisnya ketika mengucap janji setia dengan opung boru-ku 67 tahun yang lalu di sebuah gereja kecil di Balige, Sumatera Utara. Belakangan aku tahu jenis cincin ini adalah cincin emas belah rotan, yaitu cincin yang bulat di luar dan datar di dalamnya, tanpa permata. Sederhana, persis karakter opung doli-ku.
            
    Aku masih ingat kira-kira tahun 2000 yang lalu, ketika aku, papi, dan mami pulang ke kampung kelahiran papi di Pematang Tanah Jawa. Waktu itu yang aku tahu opungku sedang sakit di bagian prostat. Masih teringat bagaimana aku menghabiskan libur sekolahku di rumah opung. Mandi ke sungai bersama sepupu, mengejar-ngejar babi peliharaan opungku saking aku gemasnya, sampai dengan kepolosan anak kecil aku memandikan anak ayam yang baru menetas lalu kemudian anak ayam itu mati. Aku masih ingat aku sering tidur-tiduran bersama opungku di dipan yang diletakkan di ruang tengah rumah itu. Opungku sering bercerita tentang Alkitab, tentang kisah-kisah perjanjian lama. Aku suka mendengar beliau bercerita.Terkadang aku ikut bapauda-ku menuju ladang, untuk panen durian kemudian duriannya ku bawa ke rumah opung untuk ku makan bersama-sama keluargaku.
               

 Liburanku berakhir, aku harus segera pulang ke Jakarta. Kami semua berkumpul di ruang tengah untuk berdoa. Sebelum berdoa, opung doli-ku memangkuku.
“Shinta, pahompu-ku. Nanti harus kau ingat ya, cincin pernikahan opung ini harus kau miliki setelah opung meninggal. Disini ada saksinya semua, opung boru-mu, namboru, amangboru, dan bapak-mama. Cincin pernikahan opung harus segera diberikan kepadamu setelah opung sudah dimakamkan. “

Aku hanya mengangguk. Sebenarnya sih tidak mengerti, kenapa harus aku yang memiliki cincin itu. Dalam adat Batak, terdapat istilah Pahompu Panggoaran. Gelar opungku ini adalah Op. Ricky-yang jelas-jelas cucu pertamanya adalah Ricky, sepupuku. Setahuku, sebenarnya si Ricky lah yang paling berhak untuk beberapa hal dari opungku. Tapi, opung memilih aku untuk memiliki cincin ini dan di tahun berikutnya, 10 Desember 2001 usai pemakaman opung doli, opung boruku memakaikan cincin yang kebesaran tersebut di jari manisku.

Entah apa maksud opungku memberikan cincin pernikahannya untukku, cucu perempuan satu-satunya di keluarga kami. Cincin itu masih aku simpan, tetap akan aku simpan untuk kenang-kenanganku. Karena cincin itu, aku masih merasakan hadirnya opungku di dekatku J


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Suatu Hari Senyummu Akan Menjadi Milikku

Suatu Hari Senyummu Akan Menjadi Milikku
FlashFiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.comdan nulisbuku.com#TiketBaliGratis.


Aku selalu berangkat pagi-pagi ke sekolah. Aku selalu mempunyai semangat baru untuk menginjakkan kaki di sekolah itu, sekolahku, sekolahmu juga sih. Aku selalu suka melihatmu membaca buku di perpustakaan pada pagi hari. Aku suka caramu menaikkan kaca mata minusmu ketika mulai kedodoran. Aku selalu suka saat kamu mulai bermain dengan kameramu, membidikkan lensa ke objek-objek yang menurutmu menarik. Kadang aku cemburu, ketika kamu lebih suka berinteraksi dengan kameramu dibanding menyapaku yang sering melihatmu dari kejauhan, yang sering berpapasan denganmu di koridor.


Hari itu aku mencoba menyapamu
"Hai, Kak. "

Kamu hanya melihat sekilas kepadaku dan tersenyum. Tanpa ada balas sapa darimu.

"Baca buku apa?" tanyaku

"Lo gak liat nih judulnya?" Ku akui saat itu kamu ketus sekali. Cobalah ikut berbasa-basi denganku, walau akan ada banyak pertanyaan bodoh ku lontarkan kepadamu.

Sekali lagi aku tersenyum dan meninggalkanmu


Aku tidak pernah tidak suka denganmu, berapa kali pun kau berkata ketus, berapa kali pun kau tidak pernah membalas senyum sapaku di koridor sekolah


Tahun berlalu, kita bertemu lagi, dalam keadaan berbeda. Kamu dengan pekerjaanmu dan aku dengan kuliahku. Kita bertemu di sebuah coffeeshop. Seperti biasa, aku duluan yang menyapa, kan?
Katamu kamu sedang menunggu klien. Rasa itu tidak pernah hilang selama bertahun-tahun. Aku senang melihatmu dari kejauhan, aku terlalu takut untuk mengungkapkan rasa.
Aku kembali mengerjakan tugas kuliahku disana, dan pura-pura sibuk mengetik sesuatu di laptop sambil mencuri pandang ke mejamu. Melihat caramu mensesap black coffee yang disediakan coffee shop ini.

Sampai akhirnya, yang katamu adalah klien itu, datang. Seorang wanita cantik berambut ikal panjang, memakai rok merah dan blouse cream. Senyummu berbeda, sangat berbeda terhadapnya. Aku ikut tersenyum melihatnya, walaupun ku dengar dirimu berkata kepadanya, " Lama sekali, Sayang. Aku rindu."



Aku masih tersenyum
Aku masih yakin suatu hari nanti senyummu itu akan menjadi milikku


Suatu Hari Senyummu Akan Menjadi Milikku
FlashFiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.comdan nulisbuku.com#TiketBaliGratis.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku, Kamu, Dia, dan Kita

FlashFiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.comdan nulisbuku.com#TiketBaliGratis.



Aku masih ingat. Siang itu, usai kuliah Geologi aku bergegas meninggalkan kelas tanpa menghiraukan teman-temanku yang masih asyik berdiskusi dimana kami akan belajar kelompok. Tiba-tiba saja perasaanku tidak enak.

Sayang, di kampus kah? Aku kangen.

Aku mengirimkan pesan singkat itu dengan segera. Berharap kamu membalasnya dengan waktu yang cepat pula. Aku rindu. Dua minggu kita tidak bertemu karena praktek lapanganku di kawasan pesisir Pangandaran, juga karena kesibukanmu sebagai ko-ass di rumah sakit.

Aku memutuskan untuk berangkat menuju tempat kostmu. Berangkat sendiri. Untungnya aku sudah hafal jalan walaupun baru dua kali kesana.
Sembari menyetir, aku mencoba meneleponmu. Ada nada sambung, tapi tidak juga kamu angkat. Akhirnya aku sampai di tempat kostmu. Bergegas aku menuju lantai dua, menuju kamarmu. Aku mengetuk, tidak ada jawaban. Tiba-tiba aku melihat seorang gadis memakai dress batik sambil membawa buku ‘Ilmu Kebidanan’. Aku pikir dia tetangga kostmu. Tapi aku salah, ketika dia menyapaku, “Hai, Cari siapa?” tanyanya dengan lembut.
“Gue nyari Stefanus. Lo anak kamar depan?” aku bertanya balik. Dia menggeleng.
“Bukan, lo siapanya Steve?” Ia bertanya balik
“Gue? Pacarnya. Kenapa?”
Gadis itu tersenyum simpul. Tatapannya menelanjangiku dari atas hingga bawah, mulai dari ujung rambutku hingga ujung sepatuku. Perasaanku mendadak tidak enak. Tatapannya tidak sinis, tetapi terlihat seperti kasihan melihatku.Akhirnya dia bersuara.
“Gue pacarnya. Sudah lima tahun. Lo lihat perut gue? Disini ada calon bayi gue dan steve.”
Perkataannya membuat gue seperti tersambar petir. Ya Tuhan, Gue nggak nyangka Stevanus, seorang ko-ass dari Fakultas Kedokteran kampus terkenal di Jakarta bisa tega menghamili dan tega menduakan wanita?

Aku tidak menangis, tidak marah, tidak ada tamparan, hanya ada hening di udara sampai pada akhirnya pintu kamar terbuka. Stevanus, pria ku, pria gadis itu juga, terkejut melihatku sambil mengusap-usap matanya. Tanda baru bangun tidur, atau tanda tidak percaya akan kehadiran kami?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Teruntuk Teman Lama Yang Kelak (Ku Harap) Menjadi Pendampingku

Teruntuk priaku disana, yang bernama Benny


Hai, apa kabarmu hari ini, Sayang? Bagaimana pekerjaanmu di kantor? Sibukkah hari ini? Pastinya sibuk, karena jauhnya jeda waktu untuk membalas pesan singkatku pagi tadi. 
Siang ini aku tidak sepertimu, Sayang. Aku tidak sibuk. Pekerjaanku sedang pada masa lowong hari ini. Aku hanya duduk tenang di mejaku, lengkap dengan secangkir kopi, lalu aku berkutat dengan laptop dan WiFi dengan sinyal kencang yang memanjakanku. 
Tapi, kelamaan ku rasa benda-benda mati di meja kerjaku ini tidak ada gunanya, aku merindukan sosokmu untuk ku peluk hari ini. Aku merindukan saat-saat mengobrol denganmu, mengobrol banyak hal. 

Pada surat ini, aku hanya ingin mengungkapkan apa yang ada di hatiku. Sampai hari ini aku masih terbengong-bengong memikirkan ketika kau masih mengusap kepalaku saat aku mulai bertingkah menyebalkan,saat emosiku sedang naik turun,  atau kau tetap memelukku erat ketika penampilanku sedang tidak oke. Di atas kekuranganku itu, tak sedikit pun kau terlihat akan meninggalkanku.
Di luar sana masih banyak gadis yang sempurna, tetapi terima kasih sudah tetap bertahan denganku. Ketika bersamaku, kamu tidak akan menemukan sosok gadis pesolek yang terlalu memperhatikan apakah wajahnya berminyak, perlukah dipoles bedak lagi, atau apakah warna lipstiknya sudah mulai luntur. Tidak, sayang. Sedari masa puberku aku jarang sekali menyentuh alat-alat make up, aku hanya akan memoles bedak ketika akan pergi, atau sedikit memakai lip balm untuk melembabkan bibirku. Kamu pun sudah tahu kan kalau aku akan berdandan dan berpakaian rapi tapi seadanya. Aku sering bertanya kepada Tuhan, "Kebaikan apa yang sudah aku perbuat sehingga Tuhan mengirimmu untuk mendampingiku?" Padahal aku terkenal bandel, suka membantah guru dan orang tua.

Sering kali aku 'mengganggumu' dengan cerita suasana di kantorku, pekerjaanku, anak-anak didikku, dan keluargaku. Kukeluhkan semua kesebalan-kesebalanku kepadamu. Dulu kita tak pernah mengira ternyata begini rasanya jadi orang dewasa. Aku sering berpikir betapa mengerikannya hidupku setelah selesai sekolah dan hanya berisi berangkat pagi-kerja sampai malam-menikah-lalu mengurus keluarga. Tapi, aku yakin nantinya rutinitas itu tak lagi terasa mengerikan ketika bersamamu. Aku menjalaninya dengan tenang, sebab kehadiranmu akan menggenapkan.

Ketika aku sedang gemuk-gemuknya, kau tidak memicingkan mata, ketika wajahku  sedang berjerawat karena naik-turunnya hormonku kau tetap mengecup lembut pipiku. Kamu bilang kamu butuh rasa nyaman. Pria mana yang bisa bertekuk lutut diatas kata 'nyaman' ? Tapi semua kamu buktikan kepadaku.Tak sedikitpun ada permintaan perubahan darimu kepadaku.Yang ada malah semua dukunganmu untukku.
Aku tahu kamu lelah seharian bekerja di kantor, berkutat dengan layar komputer dan pekerjaan-pekerjaan yang harus kamu selesaikan.Tanggung jawabmu tidak kecil, dan kamu tidak seenaknya keluar dari itu.Tapi, apapun itu kamu selalu menyempatkan diri menghubungiku untuk memastikan apakah aku sudah dirumah atau sudah mengisi perut.

Terima kasih ya, sudah menggenggam tanganku disaat aku sedang kesepian dan butuh dukungan. Terima kasih sudah merengkuh pundakku ketika di keramaian dan kita hendak terpisah. Untuk kesabaran menjelaskan kepadaku tentang dunia yang baru ku masuki, dan untuk kelapangan hati menerima gadismu ini apa adanya. Di luar sana masih banyak gadis yang lebih sempurna. Ia yang lebih pandai memulas muka, ia yang lebih piawai memanjakan perut dan hatimu dengan hidangan hangatnya. Ia yang lebih lihai mengungkapkan perasaan dengan lidah dan kata-kata manisnya.

Kau selalu punya pilihan. Kau selalu bisa mencari yang lebih baik, lebih cantik, bahkan menemukan dia yang membawa diri dengan lebih apik. Tapi padakulah kau memilih berhenti, dan menyisipkan jarimu di sela jariku
Apapun alasannya, terima kasih karena kau berkenan berjalan di sisi. Setelah sekian waktu. Setelah sekian banyak episode naik-turun yang kita lalui. Terima kasih, sebab kau sudah mencintaiku dengan setulus hati. Meski kekuranganku tak cukup jika dihitung dengan jari, kuangkat topi untuk keberanianmu meluangkan kasih dan berhenti mencari.





Gadismu,
Shinta 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Our First Valentine

Pagi tadi gue dibangunin dengan teriakan nyokap gue. Gue pikir hari ini hari Minggu, ternyata hari Senin. Alarm pukul 04.00 pagi dari tadi emang gue snooze terus, sampai pada akhirnya nyokap gue yang jadi alarm gue. Padahal semalam gue udah bertekad mau lari pagi atau nggak sepedaan dari subuh. Rencana mah tinggal wacana kalo gue udah keenakan tidur gini...

Oiya, gue mau cerita tentang Valentine pertama gue dengan si abang. Ekspektasi awal adalah gue sama dia main-main ke Gunung Pancar, Sentul. Berendam air hangat disana, trus nonton di Belanova Country Mall, abis itu makan di Ah-Poong. Tapi apa dong gaess... karena kondisi cuaca gak mendukung dan meragukan kami untuk pergi jauh-jauh, maka kami urungkan lah niat itu. Sabtu kemarin gue pergi ngajar piano seperti biasa, padahal tadinya udah pengen izin aja. Jam 11 siang gue udah dirumah, tapi teteplah si abang duluan yang dirumah, udah ngangkat-ngangkatin kursi dari kamar gue yang diungsiin karena banjir minggu lalu. 14 Februari kemarin itu gue juga mendapat ucapan selamat ulang tahun dari beberapa temen-temen gue. Lah, gile... Gue ultah 15 November kaleee.. Mentang-mentang nama gue Valentine.



Lalu gue mendapat WhatsApp dari orang gereja

"Shin, bisa jadi organis gak buat pemberangkatan St. P Sianturi?Jam 1 siang."

Gue diam. Di satu sisi body gue lagi gak enak, pengen santai dulu di rumah, tapi mikir lagi, lebih baik pelayanan di rumah duka daripada rumah pesta. Okelah, gue bilang sama nyokap dan abang kalo kita kudu ke gereja. Berangkatlah gue ke gereja untuk pelayanan siang itu. Gue ngajak si abang buat duduk di atas, di tempat organis. Tebak dong apa yang terjadi. Jemaat-jemaat gereja gue selalu mendadak jadi paparazzi kalo gue bawa orang luar ke gereja gue. Sebenarnya gue adalah jemaat yang paling jarang bawa-bawa pacar ke gereja. Sementara temen gue tiap ganti pacar langsung dibawa ke gereja, entah apa maksudnya. Mending ga usah sering-sering bawa, tapi langsung masuk warta aja kalo mau nikah. Hahahaha...
Tapi waktu itu gue pernah sekali bawa gebetan, cuma ada yang kurang ajar, gue skak mat aja gebetan gue karena ternyata dia sodaraan sama salah seorang jemaat rese.


Kemarin, para paparazzi langsung beraksi. Ada lah opung-opung yang tiba-tiba ke atas nyalam gue, lalu si Kak Nur, istrinya abang sepupu gue juga ikut-ikutan, lalu beberapa pasang mata ngeliatin gue sama si abang, sampai si Bang Martin-Pelatih paduan suara gue ikut-ikutan nyamperin gue dan abang waktu selesai kebaktian. Heboh ye.. Iye... Ini yang kadang bikin gue males -_-


Satu hal yang gue simpulkan waktu bawa dia ke gereja adalah gue seneng gue bisa nanya langsung ke 'yang punya rumah' kalo ini loh pilihan gue atau kalo boleh gue tulis isi hati gue disini ya bunyinya "Tuhan, ini loh pacarku. Aku boleh ya 'jadi' sama dia."

tuing tuing tuing...


Sebenarnya hal yang sama dilakuin dia ke gue. Gue gak tau sih dia berdoa atau nggak di gereja kemarin. Tapi yang jelas dia cium kening gue di gereja, di balkon atas. Happy Valentine's day from the top of the church is amazing. I don't need any chocolates, flowers, or romantic dinner. He said something that amazed me :)


Sorenya gue pergi nonton ke TIM. Tadinya mau nonton Fifty Shades of Grey, cuma ternyata gak ada. Setelah gue selidiki itu film apa dan kenapa gak ada, dapatlah jawaban kalau itu film romantis tapi semi-porn yang gak lolos sensor di Indonesia. Oke baiklah, jadilah gue dan abang nonton Jupiter Ascending yang akhirnya gue simpulkan itu 'pilem planet-planetan yang berisi tiga orang makhluk luar angkasa pewaris jagad raya yang katanya turunan dari cewe pembersih toilet.' Gak jelas bener tuh film, tapi gak apalah efek filmnya keren. Hahahaha


Ya begitulah kira-kira cerita Valentine gue. Udah ya, soalnya gue mau patroli dulu keliling gedung biar gak disuruh ngegantiin si Julius yang telat masuk :p
















P.S.
I miss you this morning, abang. I miss you everyday :)




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

13-14.02.2015. Valentine and the night before it

13 Februari 2015
23.38

Hari ini adalah hari bersyukur sedunia. Yaiyalah, hari Jum’at. Slogannya aja TGIF, Thanks Gusti Iki Friday. Hahahaha. Hari ini gue bersibuk ria di sekolah. Sibuk ngajar, rapat panitia graduation kelas 6, dan sibuk makan... Tapi, sorenya usai beraktifitas di sekolah, gue kudu nemenin nyokap gue melayat ke Rumah Duka Cikini. Salah seorang jemaat gereja gue meninggal, beliau juga ayah dari abang pembina gue waktu gue di remaja dulu.Berangkatlah gue ke sana nemenin nyokap gue. Pulangnya, guess what? Gue ketemu ‘abang-abangan’ gue dulu waktu SMA. Namanya David. Dulu, gue dan David pertama kali ketemu di Rumah Sakit Cikini, gue ngejagain bokap gue dan dia ngejagain bokapnya dia. Kenalan lah kita, makan bareng di ruang tunggu pasien, main UNO, dan nonton TV. Yang gue heran, dulu dia setia bener nemenin gue di rumah sakit, sampai bokapnya dia pulang ke rumah, masih aja dia rajin ke cikini nemenin gue. Kita emang gak pacaran sih, Cuma deket aja. Anaknya asyik, ngelawak mulu kerjaannya, karena satu dan lain hal, kita gak pacaran. Kemudian, tadi sore gue dan dia ketemu lagi di tempat pertama kali kita ketemu. Gue gak banyak ngobrol sama dia. Sekedar tanya kabar dan kesibukan masing-masing. Pas pula, tiba-tiba dia ngasih undangan nikahnya dia ke gue. Dia Cuma bilang, 

“Nih, undangan. Sorry ya, gue belum sempet kasih nama.”  
“Eh, iya.. Gak apa. Mau nikah toh. Ng.. Sama boru apa?”  tanya gue. 
“Boru Silalahi. Lo kapan? Masih aja jalan sendirian.. Hahaha..”
 “Doain aja, Bang. Ada kok orangnya, masa gue tenteng-tenteng ke rumah duka.” 

Tiba-tiba dia ngomong gini, “Bagus deh, gak lo PHPin kan kayak gue dulu?” Dia cengar-cengir aja ngomongnya. Gue ngakak aja sekenceng-kencengnya. Habis itu tiba-tiba suasana hening. Hening lah, wong gue lupa kalo gue ketawa di depan kamar jenazah. Si Shinta suka error tiba-tiba yeh! Pada akhirnya gue cuma spik gila aja, “Gue gak PHPin lo. Kan waktu itu gue masih SMA, masih gak ngerti apa-apa.”  Dia mengangguk-angguk, “Gue ngerti kok, Shin. Doain ya biar lancar. Semoga lo juga cepet married.”  Gue berbalik, lalu pergi. It’s funny, ketemu lagi di tempat pertama kali saling ketemu, dan dengan cerita yang berbeda. But, I am happy for you, friend !


Skip...


23.51
Bentar lagi, Valentine’s day. Si abang udah tidur sih kayaknya. Yaiyalah, pacar gue yang satu itu mana tahan begadang. Itulah kenapa kami saling mengisi. Gue tahan begadang, dia gak tahan. Gue gak suka sayur, dia suka sayur. Dia kalo ngantuk ya tidur, sedangkan gue kalo ngantuk kalo bisa ngopi dah. Hahahaha.. Valentine’s day adalah hari kasih sayang. Gue gak akan cerita tentang sejarah hari Valentine disini, menuh-menuhin blog gue aja.  Apa yang lo harapkan, Shin di hari Valentine ini? Ya, gue berharap kalo kasih bisa tersebar dimana-mana, di hati gue, di hati orang-orang terkasih gue, pokoknya di sekeliling gue. Bayangkan indahnya dunia ketika lo punya kasih. Saling menolong tanpa pamrih, saling menghormati perbedaan satu sama lain, antar umat beragama saling bertoleransi walaupun dalam ‘bahasa doa’ yang berbeda dalam mengucapkan kata ‘amin’. Khususnya untuk hubungan gue dengan si abang, gue cuma berharap kalo hari Valentine bukan hanya ada di 14 Februari, tapi juga ada di setiap hari. Everyday is full with love. Gue berharap dia masih sabar ngehadapin mood swing gue, manjanya gue, dan hebohnya gue. I love you with all my heart. When I tell you that I love you, it’s not out of habit or to make a conversation, but  I say it to remind you that you are the best thing that ever happened to me. Mungkin si abang masih bertanya-tanya kenapa gue bisa sayang sama dia. Kalo dipikir-pikir sih, dia mah kadang nyebelin. But that’s not the point. Gue sayang sama dia walaupun kadang dia suka ‘blank’ di tengah-tengah obrolan kita (Kalo udah ngeblank pasti dia nyanyi-nyanyi kecil. Gue juga gitu sih. Hahahaha ), Gue sayang sama dia walaupun gue lagi sebel-sebelnya waktu dia hampir ngebatalin janji nemenin gue jenguk temen SMA gue :p . Gue sayang sama dia walaupun dia gak bisa jadi partner begadang yang baik. Gue tetep sayang sama dia walaupun setengah mati gue sebel waktu dia nantangin gue bisa masak atau gak, atau ngerjain kerjaan rumah lain. Bukan hanya dia yang bertanya-tanya kenapa gue bisa sayang sama dia. Mungkin pertanyaan yang sama pernah mampir di benak orang-orang yang pernah melihat kebersamaan gue dan dia, kenapa gue milih dia. Oke, boleh narsis dikit? Gue emang gak cantik, gue males dandan, gue males banget sama hal yang ke-feminim2-an, otak juga pas-pasan, tajir juga enggak, tapi temen-temen gue yang berjenis kelamin laki-laki itu nggak sedikit.Gue hobi nongkrong, hobi networking. Dari banyak tempat tongkrongan gue, UI Salemba, UKI Salemba, UKI Cawang, Menteng, IKJ, Cempaka Putih, dan lain-lain. Dari yang temen biasa, sok-sokan jadi abang-abangan, sampai yang bilang kalo dia punya rasa. Bentuknya pun beragam, yang ganteng ada, yang mapan ada, yang jelek juga ada sih. Ya, namanya juga manusia, pasti milih.. Kenapa gue milih dia yang make Honda Revo dibanding abang sana yang make Honda Jazz? Kenapa gue milih dia yang cuma pegawai biasa dibanding yang sana sudah dibilang punya jabatan di kantor? Dan kenapa gue milih dia yang gantengnya ngepas, dibanding yang disana kebangetan? Because, I DON’T LOVE someone because of THEIR LOOKS, THEIR FANCY CAR, or OTHER ADORABLE THINGS. I LOVE BENNY, because HE SING A SONG THAT ONLY I CAN HEAR.  Gue selalu suka denger ‘nyanyian’ dia waktu gue ngeluh soal kerjaan gue di tempat yang lama dulu, panjang lebar dia jelasin “dunia kerja itu ga bisa gitu, Shinta....” atau “ Kamu kok bolos kerja terus...” atau “Kerjain dong skripsi kamu...” atau “Kamu milih resital temen kamu atau karir kamu di tempat baru...” and so on..... Jujur aja, gue itu manusia paling keras kepala sedunia, paling sering sok pinter sendiri, dan males dinasehatin. He sing a song that only i can hear. Dia yang berhasil membuat gue terarah. Thanks for bring the best in me.


14 Februari 2015,
00.19


Terlalu panjang cerita untuk dituliskan disini tentangmu, dan pastinya akan lebih panjang lagi ketika kita sudah menjalani hari-hari esok. Yang aku ingin, tetaplah hatimu untukku walaupun banyak yang lebih indah yang bisa dilihat oleh matamu. Mungkin kamu akan menemukan sisi terburukku di hari-hari kedepannya, tapi tetaplah tinggal di dalamku. Tetaplah ‘bernyanyi’ untukku di saatku sudah mulai hilang kemudi. Tanganku pernah terangkat meminta sosok seperti kamu, dan kini masih terus terangkat meminta untuk bisa menjaga apa yang sudah diberikanNya kepadaku.  Happy Valentine’s day, Sayang. Tetaplah menjadi Benny-ku yang suka membuat aku kesal tapi masih bisa membuatku tertawa di saat yang sama. I don’t want to talk too much. I know you feel it inside your heart. I love you.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

banjir bikin cerita

Acara tahunan di Jakarta akhirnya datang juga ya. Apa tuh? Banjir besar-besaran. Agenda rutin Jakarta yang terjadi setiap awal tahun. Nyusahin. Pada dasarnya gue gak suka hujan, gue lebih suka gerimis. Hujan bikin semua Susah. Jalanan becek, atau lebih parahnya banjir, Susah nyari kendaraan apalagi makanan. Pengalaman gue ngebolang selama banjir adalah pada saat hari Senin lalu (9 Februari 2014). Pagi itu hujan Turun dengan derasnya. Nyokap gue udah melarang gue pergi ngajar, tapi demi loyalitas gue terhadap sekolah Karena gue berpikir pasti Ada beberapa wali kelas yang gak masuk Dan gue harus menggantikan. Pergilah gue ke sekolah menerjang banjir setengah betis itu. Sampai di sekolah, bener aja.. Kepala Sekolah gue meminta gue buat ngejagain kelas 3B Karena wali kelasnya gak masuk. Jadilah gue ngejagain kelas yang konon katanya kelas tempat uji nyali para guru baru yang mau masuk ke sekolah ini. Tapi, syukurlah ketika gue masuk semua anak-anak pada seneng dan kelas bisa gue kuasai. Kenapa? Karena gue menganggap mereka sebagai teman tapi tetap harus sopan. Jadinya habis game kecil-kecilan dan bikin ribut, di kelas gue kasih kerjaan matematika 20 soal biar mereka anteng. Hahahahaha...


Hujan semakin deras dan manajemen sekolah memerintahkan murid untuk segera pulang. Gue pengin pulang dong, tapi lagi-lagi kepsek tercinto nyuruh gue nungguin anak yang belum dijemput.

Setelah semua kerjaan gue beres, pulanglah gue. Gue mulai nyetir menuju Rumah. Tapi sampai di turunan flyover mitra, gue melihat kemayoran udah kayak danau. Tapi tetep gue paksain aja Mobil gue berenang sampai titik Bensin penghabisan menempuh kemayoran-rajawali 2 jam. Berhentilah gue di daerah rajawali karena panik Mobil gue berasap. Sambil dinginin Mobil, gue mesen nasi goreng yang kebetulan mangkal disana. Laper cuy! Habis itu, gue nerjang banjir lagi. Setelah sampai di daerah jembatan goyang sebrang ancol, macet parah ternyata tuh. Gue dengan sabar gas-rem-gas-rem  sampai gue memutuskan untuk naik tol ancol Timur. Gue memutuskan ngungsi di kota yang kemarin dibully (you know what). Naik tol, macet juga. Dari ancol menuju kelapa gading kira-kira 3 jam perjalanan, biasanya juga 15 menit.Migraine gue kambuh, perut lapar juga, mual. Semua campur jadi satu. Mau nangis juga ga guna, makanya air Mata gue gak jadi keluar. Hahahaaha. Untungnya kekasih baik hati setia nemenin via bbm Dan telepon. Jadi gak boring-boring banget dijalan. Lewat cempaka Mas, baru den jalanan lancar. Tapi keadaan gue udah gak memungkinkan nyetir lama lagi karena gue udah belok kanan Kiri pas nyetir. Migraine menyiksa banget. Gue memutuskan berhenti di bahu jalan di daerah hampir dekat pintu jatiasih. Gue tiduran cuma sebentar. Kenapa sebentar? Karena gue teringat kalo daerah sini tempat buang mayat. Gue kuat-kuatin lagi nyetir sampai ke Rumah Abang gue. Lalu, teparlah gue. Bangun-bangun disuruh kakak ipar gue nganterin 2 anaknya ke sekolah Dan les karena doi Ada rapat katanya. Jadilah gue driver merangkap mamak-mamak buat keponakan gue (rela deh, demi diskon gedung kawinan. Loh???) Gue merasakan ribetnya jadi emak-emak disana. Dimana gue harus ngecek agenda kponakan gue, PR nya, belum lagi kalo nungguin les bersama ibu2 komplek yang kalo ngegosip mulutnya gak diagamain. Ahh.. Pusing gue.. Sorenya pacar gue nengokin gue dong.. Bawain coklat (padahal tdinya buat kponakan gue tuh) tapi anyway, makasih Abang buat perhatiannya ya.. Korban banjir yang satu ini jadi lebih terobati.. Hahahaahahaa...



Kayaknya kalo masih banjir, valentine ini kita bersihin Rumah dulu ya
Abis itu jalaaaaaaannnnn 😙😙😙😙😙😙😙😙😙

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hujan tak surutkan langkahku...

Kemaren adalah hari yang benar-benar ekstra banget buat gue. Gimana gak ekstra, hujan mengguyur kota gue dan jakarta terus menerus tanpa henti. Walaupun hujan yang turun dengan intensitas sedang tapi konsistensi turunnya hujan itu yang membuat galau gue kemaren. Ya, hari minggu kemaren gue emang sudah berencana pengen banget bisa ketemu dia untuk melepaskan semua rasa kangen yang ada di dada ini (halaahhh....hahahaha), tapi hujan yang turun dari semenjak pagi membuat gue bingung harus bagaimana. Sepanjang pagi pulang dari gereja, gue duduk diteras rumah gue sambil menatap langit yang warnanya bisa dikatakan pucat pasi gitu deh yang terus menerus menurunkan air hujan tanpa henti, Gue bahkan sempat berpikiran duh apa gak jadi aja ya gue nganter dia jenguk teman dia yang sakit, pertanyaan itu terus mondar mandir dipikiran gue, kan gue jadi bingung. Selama hujan itu gue pun terus berkomunikasi sama dia sambil memberikan laporan terkini mengenai cuaca di kota gue (oh ya sorry sebelumnya, gue saat ini belum bisa menyebutkan nama kota gue krn 1-2 hal, mungkin ditulisan gue berikutnya kelak gue akan bercerita mengenai kota gue, oke...hehehehehe). Detik, menit dan jam pun berlalu dengan begitu cepat hingga hujan disekitaran rumah pun sudah mulai reda. Gue pun memutuskan untuk pergi setelah melihat keadaan cuaca yang sudah membaik. Disepanjang perjalanan terlihat lengang banget karena hari itu adalah hari minggu dan hujan pula jadi mungkin banyak orang yang memilih untuk tetap stay dirumah aja daripada harus jalan keluar. Gue pun memacu motor kesayangan gue Revo 125 cc dengan santai dan kebetulan hujan memang sudah berhenti juga. dan sangatlah mengagetkan bahwa gue sampai dirumah dia itu hanya 55 menit perjalanan dong, biasanya mah 1,5 jam gue kerumah dia, amazing banget buat gue...hahahahahahaha...

Ada  pemandangan yang berbeda ketika gue melihat dia kemaren, awalnya ketika gue sampai dirumah gue gak mendapati dia berada dirumah, hanya mami dan saudara2nya yang kebetulan sedang datang berkunjung kerumahnya. Setelah gue tanya ke maminya. si mami bilang kalo anak gadisnya sedang ke salon, dalam hati gue langsung terbesit "waduh, si shinta (itu nama cewe gue kalo kalian yang baru pertama kali membaca tulisan gue di blog ini) masa mau ketemu gue aja pake nyalon sih, apa dia mau ngasih gue kejutan kecil kali ya setelah 2 minggu gak bertemu?" pikirku setelah mami memberitahukan mengenai keberadaan shinta..hahahahahaha... Gak lama berselang datanglah dia dari salon, kudengar bunyi pagar dibuka dan dengan suara dia yang khas dia menyapa saudara2nya, gue pun berpura2 gak tau aja kalo dia sudah datang, gue langsung membalikkan badan gue membelakangi dia, kemudian kudengar suara langkah kecil yang mendekati gue, semakin dekat dan lebih dekat hingga kurasakan cubitan2 manja dia yang ternyata dia sedang mencubit manja gue, dan gue pun pura2 kaget sambil menatap wajah dia yang katanya baru dari salon itu. Awalnya gue melihat wajah dia yang keliatan lebih segar dengan tatanan rambut dia yang habis creambath, tapi pas dia tanpa sengaja meletakkan tangan dia diatas meja, gue liat apa dong guys? astagaaaaa shinta itu kuku kok panjang gitu ya? "iya bang belum aku potong, gak sempet tadi"...hahahahahahaha...langsung deh dia buru2 potong. Pas mau motong kuku aja, kalian bayangin coba, gunting kukunya kalah dong sama kukunya, katanya sih ketebalan bang kukuku....wkwkwkwkwkwk...dasar cewe gue kadang-kadang..hahahahaha...

Kami pun bersiap-siap untuk pergi jenguk teman cewe gue yang sakit, dia pun pergi mandi dan berpakaian. Ketika gue sedang mengambil air minum di dispenser, gue liat suara langkah kaki yang sedang menuruni anak tangga satu persatu, lalu kulihatlah dia yang baru saja turun dari tangga, betapa cantiknya dia hari itu,bajunya yang pas dibadan dia, membuat dia keliatan lebih seksi, wajah dia dengan warna kulit coklatnya yang lembut, membuat gue terpesona melihat dirinya. Sungguh sebuah penampilan yang berbeda dari dirinya hari itu, seandainya dia tau, aku selalu tersenyum sendiri setiap melihat wajah dia, Ternyata kepergian dia ke salon saat itu bener2 membawa pesona yang baru dalam dirinya yang membuat aura dia semakin keluar..hahahahaha.
Akhirnya kami berangkat ke rumah sakit untuk menemui teman-temannya dia yang sudah berada duluan disana, tidak lama keberadaan kami dirumah sakit, kami pun memutuskan untuk kembali pulang kerumah dikarenakan keesokan harinya kami harus kembali masuk bekerja, kebetulan untuk menghindari hujan juga sih pas gue pulang nanti ke kota gue. Pas gue mau pulang dari rumah dia, sebenarnya berat jika gue harus pisah dari dia, tapi ya apa mau dikata gue harus pulang juga, malam itu pas gue liat wajah dia, asli dah dia benar-benar cantik banget malam itu, tanpa pikir panjang aku ambil inisiatif duluan untuk mengecup keningnya sambil gue bilang ke dia “I love you”. Tapi yang gue bingung kenapa gue yang ngucapin jadi gue yang meleleh ya liat romantisnya gue kaya gitu, harusnya kan dia …hadehhhhhh…hahaha

Pas gue pulang dari rumah dia, cuaca awalnya tampak mendukung karena tidak terdapat tanda-tanda akan turunnya hujan, gue pun dengan santai memacu motor gue dijalanan sambil senyum-senyum sendiri mengingat kejadian hari itu dan wajah cewe gue yang cantik hari itu..hahahahaha..lagi asyik senyum pas di lampu merah ketiga, tiba-tiba hujan langsung turun deras, kaget dong gue, “waduh apa-apaan nih, tiba-tiba hujan aja” celoteh gue kesal dari dalam helm. Langsung aja gue menepi untuk memakai jas hujan karena mengingat perjalanan gue yang masih jauh saat itu. Setelah pake jas hujan gue pun langsung melanjutkan perjalanan gue, di sepanjang jalan angin, hujan dan desiran cipratan dari kendaraan lain silih berganti menerpa gue, udara yang sangat dingin di jalan cukup membuat gue untuk menggigil kedinginan apalagi dibagian kaki dan tangan. Dalam situasi yang dingin itu, gue sangat membutuhkan kehangatan (bilang aja ben pengen dipeluk sama dia, ya kan?...hahahaha) agar tubuh kembali segar lagi..hahaha..
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sejam, gue pun akhirnya tiba dirumah. Sebuah perjalanan yang luar biasa hari itu.

Hujan terkadang membawa suasana yang berbeda kalo dia datang disaat yang tidak tepat. Hujan sangatlah menyenangkan ketika kita sedang tidak punya rencana kegiatan diluar apapun dan benar-benar ingin menghabiskan waktu seharian dirumah dengan segelas teh hangat dan makanan yang menghangatkan sambil menonton film. Hujan baru akan mengesalkan ketika kita udah punya rencana tetapi mendadak hujan seharian tanpa henti apalagi kalo itu dihari weekend, aduh rasanya hancur luluh lantak semua rasa didada kalo seperti itu keadaannya. Ada yang bilang sih kalo hujan di waktu weekend itu adalah doa dari para jombloers (sebutan mereka para jomlo atau yang masih single) agar mereka yang pacaran pada bubar..hahahaha…tapi gak sepenuhnya itu benar, karena dulu pas gue jomblo aja gue gak ampe segitunya kok, gue malah berdoa semoga gue menjadi termasuk orang-orang yang didoain para jomblo itu, gapapa deh bubar karena hujan yang penting punya pacar, pikir gue saat itu…..hahahahaahahahaha..wkwkwkwkwkwk….
Hujan disaat punya pacar tuh sesuatu banget. Disaat kedinginan kalo lagi gak ketemu bisa lewat telepon, tapi kalo ketemu tuh bener2 sesuatu banget deh, karena setidaknya kalo kedinginan kan gak sendiri lagi, kan ada pacar juga yang ikut kedinginan, jadi saling menghangatkan deh…hahahahahaha..


14 Februari 2015, akan menjadi hari vakentine gue yang pertama bersama dengan si dia. Kami sih sudah merencanakan akan menghabiskan hari valentine dengan pergi kesuatu tempat. Tetapi kembali lagi melihat situasi dan kondisi saat ini yang sangat buruk, membuat gue sedikit galau dan khawatir kalo hari sabtu pas hari H nanti tuh hujan deras akan melanda tempat itu, Karena maklum saja daerah yang akan kami kunjungi itu termasuk daerah yang langganan hujan, jadi gue sempat berpikir untuk membuat rencana alternative sebagai antisipasi kalo keadaan tidak memungkinkan.

Jangan kata mau menjalankan rencana tersebut, dengan banjir hebat yang melanda Jakarta saat ini aja membuat cewe gue gak bisa pulang kerumah. Bayangin aja coba, keluar sekolah dari jam 1 siang sehabis mengajar tapi gak bisa pulang kerumah dan luntang lantung dijalanan hingga dia memutuskan untuk menginap di sebuah kota tempat saudaranya. Aku sempat khawatir dengan keadaan dia, dimana dia seorang diri sambil berkendara dimalam hari pula lagi. Astaga cewe gue ini deh, dibilang nekat yah nekat dibilang berani juga berani, tapi hal itulah yang membuat gue suka sama dia karena dia itu pribadi yang gak manja dan cengeng, sosok yang berani mengambil keputusan.  Keadaan di jakarta saat inilah yang membuat gue khawatir dengan rencana kami di tgl 14. Emang sih terlalu berlebihan buat gue untuk merasa kuatir dari sekarang, tapi ya setidaknya hal yang menimpa Jakarta saat ini harus dapat dipertimbangkan sebagai bahan acuan jika tidak ingin semuanya terlihat sia-sia. Tapi semuanya tergantung kondisi aja, berharap valentine pertama ini bisa menjadi momen yang berkesan buat kami.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My New Friends

Kali ini gue mau nulis tentang teman-teman baru gue di tempat kerja yang baru. Staff guru disini asyik-asyik banget deh. Sumpah! Baru kenal aja kayaknya udah berasa kenal lama. Total staff di Full English Program Grade 1-6 atau departemen tempat gue bernaung ada 27 orang, termasuk Kepala Sekolah dan Administrator. Walaupun belum sebulan disini, gue sudah lumayan akrab sama satu ruangan gue. Gue kenalin dulu deh satu-satu.

1.       Ms. Shantyaswara 
Beliau adalah ‘mamak’nya anak-anak departemen gue. Beliau lulusan S1 dari sebuah universitas di Perancis dan S2 nya sih satu almamater sama gue. Beliau bekerja paling lama disini, sudah 14 tahun. Ms Shanty orang yang super tegas tapi baik hati, masih bisa dibecandain. Bayangin aja, suasana rapat udah tegang tapi tiba-tiba bisa bercanda juga. Kadang sih beliau jutek banget sama teacher, tapi gue maklumlah, selain principal, beliau harus mengajar Science juga, rapat direksi, dinas keluar. Lumayan banyak kerjaannya.

2.       Livona
Gue nggak terlalu kenal sama Ms. Livona, karena setelah gue seminggu kerja, beliau gak masuk lagi sampai sekarang. Posisinya dia sih ada di bawah Ms. Shanty, yaitu Supervisor Admin.
3.       Nova
Miss yang satu ini adalah orang yang paling berjasa dalam urusan administrasi di FEP. Dia rela pusing-pusing ngatur jadwal, ngatur pergantian guru, ngurusin fotocopyan, dan hal lain yang berhubungan dengan administrasi departemen.

4.       Husni Mubarak
Teacher yang satu ini keturunan Arab. Rumahnya di Condet, ya taulah kan banyak Arab di Condet. Istrinya satu, anaknya satu. Kadang Sir Husni suka dibully satu ruangan karena kulitnya gelap. Jadi pernah dia lagi ngomong, tiba-tiba ada guru nyeletuk “Ih, kayak ada yang ngomong ya, kok gak keliatan?” . Dia wali kelas 6A dan juga guru Social Science dan Bahasa Arab.
5.       Kadek
Bli Kadek adalah guru yang menurut gue paling ganteng se-FEP. Masih single pula kan. Orangnya polos, kadang suka diketawain karena saking polosnya. Dia ngajar Musik untuk Grade 1 dan 2. Waktu gue baru masuk, katanya dia berasa didatengin malaikat penolong, karena dia sebenernya bukan guru musik tapi guru agama Buddha dan Character Building. Gue lagi kerja sama dengan dia buat bikin music program untuk Graduation Grade 6 di bulan Juni nanti.
6.       Arfan
Warga Teluk Gong ini merupakan guru Agama Islam. Kelakuannya jahil banget. Suka naro-naro barang ga penting di meja guru lain biar penuh. Kalo Sir Arfan gak ada di ruang guru, coba cari di mushola. Pasti ada....
7.       Mamta
Ini mamaknya seruangan. Paling keibuan dan ngemong banget. Miss Mamta adalah orang asli India, lahir di New Delhi. Umur masih 45an tapi udah punya menantu. Wew. Beliau ngajar Science dan project-project Science beliau itu keren banget. Pernah bikin robot sederhana.

8.       Mansha
Miss Mansha juga orang India. Awalnya gue kira orangnya jutek abis, Tapi ternyata emang orangnya strict, tapi lama-lama gue tau kalau dia strict untuk kebaikan orang di sekitarnya juga.

9.       Dewi
Miss yang satu ini lulusan dari Australia. Udah lama juga kerja di FEP, kira-kira 2004an deh. Miss Dewi ngajar Mathematics. Orangnya gaul banget dalam berpakaian. Boots aja dipake ngajar.

10.   Rossa
Ibu hamil yang satu ini bentar lagi cuti. Gue gak terlalu sering ngobrol sih. Tapi gue tau dia baik orangnya, kalau ngomong lembut banget bok !

11.   Donny
Sir Donny ini lulusan Design Interior, jadi guru Seni Rupa. Jago banget ngedekor-dekor. Sekolah 8 lantai gini kayaknya dia yang dekor deh. Jadi sekolah gue itu dekorasinya sesuai tema bulan. Kalo Natal ya suasana Natal, Lebaran, Imlek, Easter, and so on.

12.   Ani
Miss yang satu ini guru olahraga. Gue gak ngerti juga kenapa dia jadi guru olahraga. Soalnya badannya gemuk bok! Tapi jago renang. Tadinya gue kira dia orang Batak. Mukanya batak abis. Ternyata dia orang Manado. Jauh amat. Selain ngajar, kadang dia buka lapak jualan di ruang guru. Jualan roti, ayam bakar, pokoknya makanan deh.

13.   Erlyna
Ms. Erlyna sama kayak Ms. Rossa, lagi hamil juga. Pembawaannya selalu ceria di situasi apapun. Pernah suatu ketika gue sama dia berdebat karena salah jadwal. Jadi gue masuk ke kelas 6B, dia juga masuk. Kita ketemu di pintu, dan gue nanya “Ms ngapain disini?” Dan dia menjawab “Lah, ngajar kali. Lo ngapain?” Gue Cuma jawab “gue mau ngajar juga.”. Begitu terus sampe lebaran kuda kalo Ms. Nova gak dateng ngatur jadwal lagi. Hahahaha

14.   Daniel Castro Ferera
Bule Portugal ini entah ngapainlah di FEP. Hahahah. Kayaknya guru English deh, lupa juga gue. Dia suka ga dateng sih. Kebiasaan dia adalah kemana-mana bawa tas tenteng. Entah apa isinya sampe gak bisa ditinggal.



15.   Eva C Damanik
Ms Eva is a very kindhearted person.Kebetulan dia duduk di sebelah meja gue. Gue kagum sama dia. Di tengah perjuangannya melawan penyakit, dia masih bisa ketawa, semangat ngajarnya masih membara. Gue pernah nanya sama dia “Miss, miss tuh gak keliatan sakit. Sehat banget malah.” Dan dia jawab “Miss, hati yang gembira adalah obat.” Gue terdiam, dan makin kagum sama si Miss ini.

16.   Jaslinder Kaurr
Si Jaslin ini adalah teman pertama gue, karena sama-sama anak baru di FEP. Lulusan Psikologi Atma ini keturunan India-Cina. Cantik banget. Gue kira kalem, ternyata hebring juga. Cucoklah sama gue

17.   Nurul Ilaahi
Gue, Jaslin, dan Nurul sering banget jalan bertiga, berenang bertiga di sekolah, dikira kembar siam lah lama-lama ya. Nurul ini orangnya heboh banget, kadang gue merasa dia ribet. Tapi, kalo gak diribetin sama dia kayaknya sepi deh. Nurul orang asli Madiun, dulu kuliah Psikologi juga.

18.   Metta
Ms Metta juga guru yang udah lama ngajar disana. Lulusan UNSRI ini paling heboh seruangan. Apa aja dicerewetin, tapi lucu. Kadang ngomong bahasa Palembang, kadang ngomong bahasa Manado. Sampe bingung gue, dia orang mana sih.

19.   Mitta
Ms Mitta juga baru di FEP. Dia sepertinya orang yang super sibuk di ruangan. Kalo gue dan teman-teman lain heboh sana sini, ngegosip, bikin kopi, makan cemilan, dan ngisengin orang. Miss Mitta Cuma duduk di mejanya, melototin laptop bikin bahan ajar. Super sekali.

20.   Yulia
Lau Shi Yulia itu ngajar Mandarin. Gue kira Matematika, soalnya dia suka bawa penggaris panjang kalo ngajar. For info, dia lulusan universitas di Taiwan. Kece bangetlah
21.   Mimi
Miss Mimi adalah emak-emak hebring ketiga setelah Ms Metta dan Ms Yulis. Belum terlalu deket, tapi dari jauh sih asyik juga kayaknya

22.   Yulis
Lao Shi Yulis itu emak-emak hebring. Apa aja bisa diomongin sama dia dan bikin ketawa.

23.   Adi
Guru IT ini agak pendiam sih, tapi dia yang ngajarin gue buat memimpin apel pagi setiap Senin dan Jum’at.
24.   Grace
Ini mamak paling tegas. Asli Palembang dan so religious. Dia yang sering memimpin religion activity tiap Jumat. Gue sih  bagian bantuin nyari lagu sesuai tema aja.
25.   Bindya
Ms. Bin bentar lagi kawin. Yey. Gak sabar pengen liat kawinan orang India. Nehi nehi embre embre...

26.   Yen Ling
Ini lause impor. Dari Taiwan langsung. Native speaker buat kelas Mandarin. Suaminya asli Jawa. Jarang ngobrol sih gue, karena bahasa Inggris dia gak bisa, gue bahasa Mandarin gak bisa juga.


Oke, itulah review gue tentang pertemanan gue di tempat kerja yang baru. So far, mereka asik-asik. Dan kalo kita lagi ada masalah semuanya pasti turun tangan. Solidaritasnya tinggi.


Sudahlah ya, mau bobok,.. sudah malam :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS