Memaafkan sekaligus melupakan itu adalah hal yang sebenarnya
paling sulit untuk dilakukan. Memaafkan mungkin lebih mudah. Melapangkan hati
untuk perbuatan yang melukai hati itu sendiri. Tapi melupakan justru sangat
sulit, karena otak diciptakan untuk mengingat bukan untuk melupakan dengan
dipaksa. Semakin ingin melupakan pastinya akan semakin teringat. Kenangan
seindah apapun atau sepahit apapun tetaplah sejarah dalam hidup. Kenangan ada
karena tercipta oleh kita dan orang-orang yang pernah berlalu lalang dalam
hidup kita. Kenangan ada untuk selalu diingat, bukan malah dilupakan begitu
saja. Kenangan itu seperti arsip kejadian masa lalu. Kenangan ada... karena
Tuhan tahu, akan ada saatnya dimana seseorang akan bercermin pada sebuah
kejadian yang lalu. Apakah kenangan akan menuntut untuk dilupakan? Tidak. Hanya
orang bodoh yang berusaha dan bersusah payah untuk melupakannya. Ia hanya
menginginkan otaknya dipenuhi oleh kejadian yang dilatar belakangi oleh
kebahagiaan. Tanpa disadari kenangan adalah sesuatu yang secara tidak langsung
kita ciptakan begitu saja untuk bahan cerminan di masa depan.
Mungkin aku salah satu orang bodoh itu. Aku berusaha
melupakan apa yang sudah menyakitiku. Sekeras apapun, aku tidak bisa. Entah
karena sifatku pendendam atau apa. Sejujurnya aku menyerah. Aku ingin mematikan
rasa cemburu ini karena hal itu akan terus menyakiti aku sendiri,
menyakiti kamu, dan kita. Aku tidak pernah melarang kamu bergaul dengan
siapapun. Aku bukan wanita yang gila dipublikasikan. Aku tidak menuntut untuk
kamu umumkan terus-terusan di sosial media atau dunia nyata bahwa kita adalah
sepasang kekasih. Tapi ketahuilah batasan untuk menyapa, bercanda, dan menggoda
teman wanitamu. Siratkan bahwa kamu sudah mempunyai pasangan tanpa ada
pengumuman tertulis. Jaga sikapmu dan perkataanmu, buang semua hal-hal untuk
menggoda teman-teman wanitamu karena aku punya hati yang menuntut untuk kamu
jaga. Aku bisa saja sewaktu-waktu pergi jika tidak tahan lagi. Aku punya batas
kesabaran sendiri. Teman priaku juga banyak, tapi hanya sekedar saling sapa,
tanya kabar, tertawa, lalu pergi lagi. Sibuk dengan aktifitas dan urusan
pribadi masing-masing.
Aku memaafkanmu. Tentu saja aku masih ingat dengan tautan
kelingking kita malam itu. Ketahuilah bahwa aku sedang berusaha mematikan
hatiku agar tidak cemburu lagi. Ketahuilah bahwa aku sedang belajar untuk tidak
peduli dengan apa yang terjadi antara kamu dan teman-temanmu. Ketahuilah bahwa
aku sedang berusaha berdiri kuat, menegakkan dagu, menguatkan kaki dan tangan
untuk bekerja lebih keras lagi, belajar lebih giat lagi, dan bersosialisasi
lebih. Aku sedang menikmati hidupku, kamu adalah tujuanku pulang, tapi bukan
poros duniaku, karena hidupku bukan selalu tentang kamu...
I love you, always.








0 komentar:
Posting Komentar