"Shinta, ulang tahun mau kado apaa....?"
Begitulah kira-kira kalimat yang terlontar dari beberapa orang terdekat saya. Lucu jika diingat lagi pertanyaan itu, seharusnya saya bisa mengucapkan apapun atau setidaknya ada barang yang terlintas di pikiran saya, tetapi yang terjadi saya hanya blank dan dengan yakin saya menjawab "Saya ga mau apa-apa.Bingung"
Ternyata memang benar, akan datang saatnya kamu akan merasa sudah sangat cukup dengan apa yang dimiliki dan satu-satunya yang kamu mau hanyalah mempertahankan apa yang sudah didapatkan. Saya belum pernah merasa seyakin ini bahwa hidup saya sudah mendekati cukup dan terlalu maruk rasanya jika saya masih meminta lebih dari Tuhan selain meminta untuk tetap memiliki apa yang telah dimiliki.
Hingga akhirnya saya merenung, merunut apa yang telah terjadi selama setahun ini, dan mencoba mereka ulang apa resolusi saya tahun kemarin . Hidup saya setahun lalu mungkin sedang berada di titik terendah, sehingga untuk berharap dan menceritakan resolusi saja sepertinya sudah tidak sanggup. Ah, masa lalu.. mari kita lupakan..
Mungkin beberapa resolusi-resolusi kecil akan tetap ada seperti menyelesaikan skripsi, jadi sarjana, jadi PNS, bisa manjangin rambut (heheheh), ningkatin skill masak. Resolusi kecil yang membuat segala yang telah dimiliki menjadi lebih berarti dan membuat mereka mau bertahan. Peningkatan kualitas diri, kestabilan emosi, pendewasaan pikiran dan ketepatan bertindak. Ah amin untuk semuanya.
Untuk semua hal yang telah mengisi umur 22 saya, terima kasih atas semua pembelajaran berharganya. Untuk semua masalah yang datang menghampiri dan semua orang yang datang, pergi ataupun memutuskan bertahan di hidup saya; salam hormat dari saya.. Terima kasih telah mengisi waktu saya, membuat saya tumbuh lebih dewasa dan mawas diri, membuat saya mampu melihat hal dari dua sisi. Semua mendewasakan, ternyata semua baik untuk saya..
Well,
selamat tinggal umur 22..
Terima kasih untuk seorang kamu, kado terindah saya.. I believe my November always beautiful.
Untuk semua sahabat dan keluarga, terima kasih sudah menjadi ekstensi akal sehat saya ketika pikiran saya buntu tertutup emosi ataupun termakan oleh cinta.. I love you all..
Goodbye my 22
11112014
Suatu hari aku akan mengerti kenapa kita bisa dipertemukan setelah berkenalan selama 5 tahun dan kemudian memutuskan untuk bersama-sama saling mengenal lebih dalam. Pertemuan yang terjadi disaat kita sama-sama saling membutuhkan teman bercerita, bukan untuk sekedar tertawa bersama, tapi juga untuk saling menyemangati saat terjatuh. Pertemuan yang terjadi disaat kita sama-sama saling membutuhkan tempat bersandar ketika lelah dengan tuntutan pekerjaan masing-masing, lelah dengan aktifitas sosial kesana kemari.
Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa aku bisa menyayangimu. Selain kebaikanmu dan kekonyolanmu, aku mencintai caramu berbaur dengan ibuku dan saudaraku dan aku menginginkan hal yang sama terjadi antara aku dan keluargamu. Aku juga mencintai caramu memperhatikanku walau hanya sekedar via telepon. Yang terpenting, aku mencintai caramu ketika kamu mengajakku berdoa bersama di malam hari, suatu hal yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang yang pernah ada di hidupku sebelumnya....
Kenalilah aku lebih jauh, aku bukanlah wanita sempurna seperti yang lainnya atau mungkin seperti yang kamu impikan. tegurlah aku ketika aku bersalah, karena aku membutuhkan figur seorang ayah, sekaligus sahabat, dan juga kekasih...
Menyayangimu, sesederhana itu
B :)
Recovery Hati
Kali ini ceritanya mau ngasih cara-cara recovery hati alias penyembuhan hati yang sudah hampir mati (iya, itu hati gue. #curhat). Hati (not 'hepar' in medical language) itu adalah harddisk di dalam tubuh kita yang berisi semua rasa dalam setiap kenangan yang pernah kita lalui di sepanjang perjalanan hidup kita. Rasa yang tersimpan dalam hati bermacam-macam, seperti rasa tersakiti oleh sesama teman, rasa ditolak oleh lingkungan sekitar, sampai yang paling kompleks adalah rasa trauma mendalam terhadap cinta.
Harddisk adalah tempat kita menyimpan data. Sekali data tersebut ditulis, maka akan terus ada disana sekalipun kita menghapusnya. Ketika kita menghapus data dari harddisk, itu hanya akan menandai bagian tersebut sudah kosong dan dapat diisi dengan data yang lain. Namun, data yang lama masih ada dan bisa dikembalikan (recovery), bahkan secara utuh. .Cara agar data yang sudah terhapus dan tidak bisa dikembalikan adalah dengan mengisinya dengan data lainnya. Setelah mengisi dengan data baru, maka data yang lama hampir tidak bisa di-recovery lagi. Mungkin saja ada yang bisa melakukannya, tapi data itu pun akan rusak dan tidak akan bisa utuh seperti sedia kala.Nah, analogi antara hati dengan harddisk adalah hati tempat kita menyimpan kenangan, sama seperti harddisk untuk menyimpan data. Kenangan-kenangan indah kita bersama mantan akan selalu berada di hati. Kita tidak akan bisa melupakannya. Data-data tersebut hampir selalu bisa di-recovery. Satu-satunya cara untuk merecoverynya adalah dengan mengisinya dengan kenangan-kenangan yang baru.
Well....
"When one door closes, another opens; but we often look so long and so regretfully upon the closed door that we do not see the one which has opened for us."
-- Alexander Graham Bell
pause and play (27oct2014)
Menekan tombol 'pause' sejenak di hidupku dan merenungi apa yang terjadi beberapa tahun silam. Mengistirahatkan raga dan pikiran untuk memulai awal baru dalam kehidupan. Mungkin akan sulit untuk melakukannya, tapi aku percaya semua ini ada maknanya. Tidak ada yang sia-sia tentang apa yang sudah pernah aku pilih dan aku jalani. Tidak ada waktu yang terbuang percuma bersama orang-orang yang keluar masuk di dalam hidupku. Semua memberi makna, baik makna besar maupun kecil sekalipun.
Aku ingin merancang hidupku sebaik-baiknya. Membuat hal-hal terbaik pernah terjadi di dalam hidupku. Membuat orang lain merasakan bahwa aku pernah ada. Membuat suatu cerita yang bisa diceritakan oleh keturunanku.
Mungkin suatu saat akan ada orang yang tepat untuk menekan kembali tombol 'play' untukku kembali berjalan :)
#teacher's room. 14.35
Nocturnal Short Poem -September 11th 2014
How long I can wake up and move to other step without facing my past
I feel it's so hard to walk through this storm.
Many days I've spent with this pain
No one now what I feel
and I don't want they are know, because I know they won't understand
I hope there's a rainbow after my stormy days
I hope I can fight this life, harder
But, I see my skies are grey
No hope
No happiness there
How I should leave this distress
How I should treating my wounds
I wanna falling from my darkness
To a place I don't know
Everything's moving with no place to go
I feel so alone and scared
Never did I want to feel like this,
When the answer lies with the slit of the wrist
My mind is racing to find another solution
Before it's too late and I'm just an illusion.
No one knows how I really feel
I just want him to hold me and help me heal
As I fall, I feel the rain
I begin to think that may be he isn't the key to ease my pain
Daddy, tonight I miss you :)
Mv
6 tahun lalu. How I Miss You, Drs. Maringan Samosir, M.Pd :)
6 tahun lalu, di tanggal yang sama dengan hari ini, aku sedang tergesa-gesa berjalan di koridor rumah sakit untuk menemui papaku tercinta. Saat itu aku sedang berada di Condet, di rumah putri papa yang pertama. Aku, kakakku, abang iparku, dan tiga orang keponakanku segera berangkat ke rumah sakit tempat papaku dirawat begitu menerima telepon bahwa papa sedang kritis. Aku masih tidak menyangka akan secepat itu, aku masih berpengharapan papa bisa sembuh lagi, karena jujur saja saat itu aku tidak tahu persis apa penyakit papaku. Dokter tidak memberitahu, keluargaku juga. Alasannya, karena aku akan mempersiapkan Ujian Akhir SMA.
Dari bulan Juni 2008 saat itu, aku hanya mondar-mandir sekolah-tempat les-rumah sakit-rumahku. Tidak pernah menginap karena mama tidak mengizinkan. Tapi, 29 Agustus 2008 lalu, aku berniat menginap di rumah sakit bersama sepupuku, Ricardo. Aku masih ingat waktu malam itu aku tidur di samping papa, menikmati malam sunyi dengan aroma karbol rumah sakit dan ditemani oleh suara tetesan infus. Malam itu,papa sering kali terbangun dan terduduk di tempat tidur, matanya kosong. Saat ini aku malah berpikir, mungkin tatapan papa waktu itu tertuju kepada Tuhan Yesus yang sudah menunggumu,Pa.
Sabtu malam, aku menemani papa mengikuti perjamuan kudus yang dilayani oleh Pendeta Simbolon dari HKBP Kernolong. Saat itu pendeta ressort gerejaku tidak ada, karena mengikuti Sinode Godang di Tarutung. Aku hanya bisa mengeluarkan air mata melihat papaku memakan tubuh dan darah Kristus. Usai perjamuan, beliau memintaku untuk mendekat dan ia menasehatiku banyak hal. Terakhir, papa memintaku untuk mencium kening dan pipinya.
Minggu malam, 31 Agustus 2008, papa pergi....
6 tahun berlalu, dan aku masih merasakan sakitnya di hati tidak punya figur seorang ayah. Papaku seorang guru, dan kini 6 tahun setelah kepergiannya, aku berprofesi yang sama dengan beliau. Seharusnya aku masih butuh dibimbing, Pa. Bagaimana menjadi guru yang baik, tidak terlalu galak,tetapi dihormati oleh murid. Bagaimana aku harus bijak menghadapi masalah-masalah pendidikan yang ada.
Mungkin beberapa tahun lagi setelah kepergiannya, pastinya aku masih butuh dibimbing.. Dibimbing untuk dapat menunjukan bahwa tidak semua laki-laki itu jahat. Karena aku masih punya contoh, yaitu dirimu...
6 tahun berlalu, dan aku masih merasakan sakitnya pula ketika aku terhina oleh beberapa orang karena lulus kuliah tidak tepat waktu. Aku tidak bodoh kan, pa? Aku hanya terlalu sering mengulur waktu. He..he..he.. Tenang saja,pa. Maret 2015 aku akan berkunjung ke rumahmu membawa togaku.
Datanglah ke hari wisudaku, walaupun aku tidak bisa melihatmu, aku tahu kau menemani di sampingku, di deretan bangku wisudawan...
Dan ketika tiba saatnya nanti, datanglah ke hari pernikahanku. Karena aku ingin kau menyaksikan aku bersama pria yang sudah ku pilih, yang bisa menggantikanmu untuk menjagaku.
Setua apapun aku nanti, aku tetaplah gadis kecilmu.
In memoriam,
Drs. Maringan Samosir, M.Pd (23 September 1953-31 Agustus 2008)
Hari Pertama Jadi Guru SD
Standar banget ya judul blog gue...? Hahha.. okelah, gue bakal cerita tentang pengalaman gue pertama kali masuk kelas di sekolah tempat gue bekerja, sebut aja SD B. Disana gue jadi guru social studies dan art. Social studies? IPS? Kenapa gue melenceng???? Background gue ada di Seni Musik, tapi gue jadi guru IPS.. Why? Pertama, itu sekolah kurikulumnya ga ada mata pelajaran seni musik, adanya art and craft. Lalu gue ditempatkan di divisi social studies teacher karena...... HRD gue liat di CV bahwa gue pernah duduk selama setahun di bangku jurusan Geografi. Jadilah gue dimasukkan ke guru IPS.
Setelah melalui rangkaian tes mulai dari seleksi berkas-interview dengan tiga 'pejabat' sekolah-microteaching di kelas, dan hari ini.... 19 Mei 2014 gue masuk ke SD B sebagai guru training.. Masih training, belom beneran ye. Benerannya entar.. Bulan Juli, tahun ajaran baru.
Datanglah gue pagi-pagi dengan kecenya ke sekolah tersebut, dan ketemu kepala sekolah gue, Miss D. Miss D langsung ngasih gue tugas buat ngegantiin Miss VN yang gak masuk. Note, Miss VN ini adalah guru Matematika dan Science, a.k.a IPA. Gile, dari dulu gue sebel banget sama math dan IPA, sekarang disuruh ngajar. Emang sih ngajar SD tapi wawasan dan hitung-hitungan mesti lancar juga kali. Jam pertama gue masuk di kelas 1. Kelas awal-awal masa pertumbuhan yang masih haus ilmu dan kelebihan energi buat mental sana sini di sudut kelas. Sumpah, ni kelas ribut bingiitss!! So Far anaknya sih baik-baik. Gue ngajar math dengan asiknya di kelas tersebut. Komen anak-anak ini macam-macam banget adanya. Pengen dijitak satu-satu tapi ntar emaknya dateng lagi. Ada yang komen 'Ih Miss, tulis tanggal dulu."-Oke, gue tulis tanggal hari itu. 'Miss, biasanya Miss VN ngajarnya gini.'-Kids, note to you.. I'm Miss Shinta, not your Miss VN. Tapi setelah itu adem ayemlah semua dan tampaknya mereka menyukai gue dan kepolosan gue dalam mengajar matematika.
Di jam kedua gue ngajar matematika lagi di kelas 2. Ini kelas paling asyik, paling hebring, paling rese juga (tetep). For info, kelas 2 ini di tahun ajaran baru bakalan jadi anak gue, secara gue udah ditunjuk jadi wali kelas mereka. Beberapa anak di kelas 2 sini hobinya gelendotan, gelayutan, gelantungan di badan gue. Dikira gue pohon kali. -_-
Di jam terakhir, gue masuk ke kelas 3. Ini menguras energi banget. Isinya ada 19 orang, lebih banyak daripada kelas 1 dan 2 yang tiap kelasnya hanya ada sekitar 10 orang saja. Amsiong, tenggorokan gue kering teriak-teriak di kelas ini.
Overall, senakal apapun anak-anak SD, segila apapun mereka bikin kesel kita, kita tuh gak bakalan bisa marah sama malaikat-malaikat kecil ini. Karena nakalnya mereka masih nakal polos, nakal-nakal perlu bimbingan gitulah. Gak kayak anak SMA.. Lieuurrrrrrrrrr....
Sekian dan terima kasih.
Mau kasih Quotes dikit
"You can learn many things from children. How much patience you have, for instance. ~Franklin P. Jones"
my room, May 19th, 22.12
Kisah Lama di Masa SMA
Kata orang, masa-masa SMA adalah masa-masa yang paling indah, akan selalu dikenang, dan paling susah terlupakan. Tadinya, saya nggak percaya sama hal ini. Saya orangnya bisa dikatakan flat, gak ekspresif banget, dan cuek. Seiring berjalannya waktu, semua kecuekan saya perlahan berkurang.
Gak sengaja sore tadi saya buka-buka facebook teman-teman seangkatan saya dan akun senior-senior waktu SMA dulu. Kebersamaan kami, lingkungan sekolah kami, di tiap sudut bangunan Belanda itu punya cerita. SMA saya, SMAN 1 Jakarta gak akan pernah terlupakan disini. Di otak, dan hati saya
Bagaimana repotnya saya mendaftarkan diri ke sekolah yang saya idam-idamkan dari saya masih kelas 2 SMP. Sekolah negeri yang memiliki bangunan klasik zaman Belanda. Mungkin orang-orang hanya tau sekolah ini mempunyai kebiasaan yang sangat buruk, tawuran. Tapi, itu dulu. Hal-hal buruk yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu kami yang (mungkin) mempunyai temperamen tinggi, atau satu dan lain hal yang membuat image sekolah tercinta kami seperti ini. Yang gue lebih banyak tau, disini tempatnya orang-orang sukses.Chairul Tanjung,Siswono Yudo Husodo-Mantan Menteri Perumahan Rakyat, Siti Hardiyanti Rukmana/Mbak Tutut, Bambang Trihatmodjo, Adang Daradjatun-Mantan Wakapolri,Salahuddin Wahid, Sigit Harjoyudanto, Prof. Adnan Buyung Nasution, Prof. Dr. JB Sumarlin Mantan Menteri Keuangan, Dina Mariana Artis, Cici Tegal Artis, Irjen. Pol Drs. Firman Gani Mantan Kapolda Metro Jaya, Letjen TNI Purnawirawan Soerjadi Soedirdja Mantan Gubernur DKI Jakarta, Verawaty Fajrin-Juara Dunia Bulutangkis, Iwan Tirta-Batik Designer, Nia Zulkarnaen,Dr. Tarmizi Taher-Mantan Menteri Agama, Eros Djarot, Drs (psi) Sartono Mukadis-Psikolog ternama, Marsekal TNI Purnawirawan Chappy Hakim-Mantan KSAU, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja Mantan Menlu RI (alm), Iyut Bing Slamet-Artis, dan masih banyak lagi.
Saya ingat, tahun 2006 ketika (Alm) Ayah saya tercinta merelakan diri membolos dari kantor untuk menemani saya mendaftar ke sekolah itu. Saya masih ingat, saya mendapatkan peringkat ke-126 untuk masuk ke sekolah ini, dengan nilai rata-rata 8.25. Saya masih ingat, di pintu gerbang sekolah saya bertemu Dian, teman les bahasa Inggris saya dari SMP. Sontak saja kami bersorak-sorai ketika bertemu muka.
Pertama kali mengikuti MOS, saya mendapatkan kelas X-4. Kami berkumpul semua disana, berkenalan satu sama lain, mengikuti seluruh rangkaian acara orientasi sekolah. Hingga tiba saatnya galau karena bingung ingin ikut ekskul apa. Semua hobi saya sebenarnya dapat tersalurkan disini. PALASI, Paduan Suara, KIR, Modern Dance. Semua saya coba untuk mengikuti. Berhubung saya labil dan bosenan, saya memilih untuk tidak mengikuti semuanya.
Pertama kali masuk sekolah, saya ditempatkan kembali di kelas X-2. Kelas super seru yang benar-benar membuat saya merasa disinilah saya merasa nyaman. Satu per satu saya mengingat teman-teman kelas X saya. Indita Fardhani Malfian,S.H.-teman saya bersaing di mata pelajaran bahasa Inggris dan Seni., peace,Ndi! Dian Riski Rosmayanti, (S.Ikom)-{lupa udah lulus apa belum!}, Rino, Reva, Wahyudin Saleh yang entah dimana rimbanya sekarang, Agnes, Wita, Tunjung, Etika, Sarah, Aulia Ikhsan, Iyan, Annisa Yusliha dan banyak lagi. Mereka mempunyai kehidupan yang luar biasa sekarang! Salut!
Masih ingat pula saya, Dian, dan Annisa sering ngecengin kakak kelas kami yang duduk di kelas XII IA, inisial ZA. Hahaha... Kami bertiga selalu heboh ketika berpapasan dengan dia.
Dalam wadah rohani Kristen, saya mengikuti SRKP. Disana bertemu teman-teman seiman yang luar biasa pula. Nico, Hagai, Ovany, Maria Tedesco Molina, Keke, Diego, Mourin, Citra, dan lainnya. Tempat ngecengin kakak kelas pula waktu Retreat. Tetep hebring!
Kelas XII, mulai dihadapkan dengan segala rutinitas menggila. Bimbel, belajar, pendalaman materi, Try Out, cari info kampus, dan macam-macamnya. Semua sibuk, cuek satu sama lain, walaupun pada akhirnya tetap kompak dan saling kangen di masa sekarang.Mungkin satu yang tersisa hanya sebuah kenangan pesta perpisahan malam itu di Gedung Departmen Sosial. Ah, tidak usah diceritakan. Tidak usah memaksa untuk membuka kenangan itu kembali, karena ada hati baru yang harus dijaga, sekarang.
Anak Muda Sekarang...
Anak muda zaman sekarang absurd, orang tua di depan mata tidak diajak bertukar cerita, malah asyik curhat sendiri di status berbagai akun sosial media miliknya.
Anak muda zaman sekarang imbisil, marah-marah di sosial media, memaki dengan kasar karena orang yang tidak disukainya, tapi begitu bertemu orangnya langsung ramah dan bermuka dua.
Anak muda sekarang kesepian, terlalu cepat-cepat ingin menikah. Gelar tak ada, pekerjaan belum mapan, tabungan nihil, cita-cita hanya setinggi langit-langit kamar, tapi memimpikan ada kekasih hati yang bisa menemani tiap saat dengan 'halal'. Makan cinta aja, emang bisa?
Anak muda sekarang,ehem.. yang sudah menikah, terlalu repot menantikan datangnya suatu kehamilan, sampai-sampai kurang enak badan sedikit sudah dibilang sedang hamil,update status pula...eh taunya period datang juga. Nikmati saja, jika Tuhan memilih kamu untuk sebuah anugerah itu, IA pasti memberi ;)
*sebuah notes kecil untuk seorang kawan. Hidup terlalu singkat, bro!





















