RSS

Someday-Nina Lyric

Someday you're gonna realize
One day you'll see this through my eyes
By then I won't even be there
I'll be happy somewhere even if I can't

I know you don't really see my worth
You think you're the last guy on earth
Well I've got news for you
I know that I'm not that strong
But it won't take long, won't take long

Cause, someday someone's gonna love me
The way I wanted you to need me
Someday someone's gonna take your place
One day I'll forget about you
You'll see I won't even miss you
Someday, someday

Right now I know you can't tell
I'm down and I'm not doing well
But one day these tears, they will all run dry
I won't have to cry sweet goodbye

Cause, someday someone's gonna love me
The way I wanted you to need me
Someday someone's gonna take your place
Oh, one day I'll forget about you
You'll see I won't even miss you
Someday, I know someone's gonna be there

Someday someone's gonna love me
The way I wanted you to need me
Someday someone's gonna take your place
One day I'll forget about you
You'll see I won't even miss you
Someday, someday


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ya Biarkan Saja

Saya percaya, beberapa orang dalam hidup kita memang ditakdirkan hanya untu mengisi masa lalu tapi tidak untuk masa depan.

Beberapa orang lainnya ditakdirkan untuk mengisi hati tapi tidak untuk mengisi hidup.
Sebagian lainnya bersemayam dalam ingatan tapi sudah terkubur dalam hati.

Nah, post ini mau bercerita sedikit tentang mantan-mantan pacar.

Sebagai seorang Scorpio sejati, sudah lumrah bila tidak punya mantan.
.
.
.
.
.
.
.
oke saya bohong.

Saya punya sekitar 5 mantan (sejauh yang bisa saya ingat
 dan saya anggap), nah hubungan saya dengan semuanya ini sekarang bisa dibilang baik-baik saja ya.

Sebut saja Wortel, mantan terakhir saya. Dia paling lama berpacaran dengan saya. Hampir 3 tahun (jika ditambah dengan hubungan tanpa status). Saya menjalani hampir semua naik-turun emosi dengan dia. Dari mulai stres kuliah, bolos kuliah bareng, cemburu dengan teman satu laboratoriumnya, pacaran jarak jauh karena dia ditempatkan di luar pulau waktu magang, mendampingi dia sidang-wisuda, bertemu dan berpergian dengan keluarga besarnya, sampai menemani dia tes kerja sana-sini. Pada akhirnya harus berakhir karena restu orang tua saya. Ibu saya tidak menyukai keluarganya yang –kata ibu saya- penuh dengan hedonisme. Loncat dari kafe yang satu ke kafe lainnya, gila terhadap barang branded, dan sebagainya. Sekarang dia tetap sendiri, fokus pada karirnya di perusahaan listrik milik negara. Katanya sih sempat dikenalkan dengan polwan oleh ayahnya, tapi dia menolak. Saya tahu dia tidak secepat itu bisa move on dari saya walaupun dia tidak pernah menghubungi saya lagi.


Lalu ada Mas yang satu lagi. Mas ini udah mau married dengan perempuan berparas meneduhkan. Kami tidak temenan di hampir semua sosial media karena sempat saling remove setelah putus. Sempat tidak sengaja bertemu beberapa kali di mall. Hanya menegur seadanya, lalu pergi.


Selanjutnya, ada Mas Dokter. Saya berpacaran dengannya sewaktu dia masih di tingkat akhir Fakultas Kedokteran, dan juga Fakultas Hukum. Ya, dia mengambil dua jurusan dalam satu kampus. Saya mengenal patah hati terdahsyat dari dia. Saya belajar untuk meluangkan waktu saya ketika saya sadar dia pergi karena saya tidak pernah ada untuk dia. Dia mahasiswa tante saya. Kami bertemu di koridor rumah sakit, berteman, sampai pada akhirnya memutuskan untuk pacaran walaupun beda suku. Saya sibuk kuliah karena baru awal semester satu dan tidak terlalu fokus pacaran. Saya tidak tahu dulu itu saya sayang dia atau tidak, tapi perlakuannya membuat saya hampir tidak percaya dengan lelaki lagi.


Dan masih ada mas-mas lainnya. Ya bisa dibilang hubungan kami masih baik.Tidak akrab, tapi tidak bermusuhan,


Tapi tidak dengan mantan saya yang satu ini ya,
Sejak berpisah memang kami sama-sama memutuskan untuk tidak saling komunikasi. Bukan karena bermaksud apa-apa, tapi kami lebih nyaman seperti itu. Walau akun twitter kami masih saling mengikuti, tapi komunikasi antara kami bisa dibilang nihil. Walau nomor whatsapp masih tersimpan dengan nama jelasnya, tapi hampir tak ada pesan tertinggal di situ.

Bukan, bukan karena antara kami masih ada rasa,
Tapi ntah kenapa, kami lebih baik begini.
Bukan pula karena kami menjaga perasaan pasangan masing-masing, karena kebetulan kami memiliki pasangan yang sama sekali tidak melarang komunikasi.

Kami hanya...
ya lebih nyaman seperti ini.
Memperhatikan dari jauh, bertukar kabar dari orang lain, saling mendoakan yang terbaik.

Ntahlah, saya tidak tau bagaimana mendeskripsikannya, tapi yang jelas, getaran hangat ketika namanya disebut itu pasti akan terus ada,
kembali lagi bukan karena kami masih ada rasa,
kami hanya bertahun terbiasa. :)



Yaah...Keputusan mengenai mengakhiri hubungan bukan perkara mudah. Akan terus terbawa bahkan hingga ke depannya kelak. Masa lalu seseorang itu ada, tiap manusia memiliki cerita hangatnya masing-masing. Senyum yang terkembang karena nostalgia, doa yang terpanjat tanpa sadar.

Tapi masa lalu ya masa lalu, ia terletak jauh di belakang,
ia tersimpan rapi di ingatan tapi tak berbekas di hati.
Ia menjadikan kita yang hari ini,
yang bisa dengan ikhlas melepaskan cerita yang dulu pernah indah,
yang bisa bersyukur bahwa hari ini kita bisa sama-sama bahagia,
walau tak lagi bersama.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS